Tahukah kalian bahwa Chanel pada mulanya adalah butik khusus topi? Itu pun bukan di kota Paris. Tepatnya di Deauville, kota tepi pantai berjarak 200 km sebelah barat laut Paris. Dari persediaan topi untuk kaum bourgeoisie yang pelesiran di Deauville, Chanel merambah ke persediaan pakaian, untuk dipadankan dengan topi-topi yang sudah banjir peminat. Dan siapa sangka, komoditi utamanya berubah menjadi memprioritaskan pakaian, lalu segala leather goods, perhiasan gemerlap, hingga parfum Chanel No.5 yang abadi. Koleksi terbaru Chanel fall/winter 2024-25 kali ini khusus untuk mengenang kembali Deauville. Pada siaran pers, Artistic Director, Virginie Viard, mengatakan: “Deauville is where everything started for the House. 1912, the creation of her hat shop and then very quickly the first clothes with their visionary, radical style. It’s where it all began for Gabrielle Chanel. This story is very close to my heart.”
Angin musim dingin dan topi-topi yang grand
Tempat presentasi fashion show pun membangkitkan kembali suasana Deauville tahun 1912 lewat layar raksasa, hembusan angin tampak membuat scarf Chanel melayang ringan berlatar belakang laut tenang musim dingin. Model-model berlalu lalang, mengenakan rancangan-rancangan gaya androgynous khas Gabrielle Chanel. Rancangan terdiri dari outer berbahu lebar, berpengikat pinggang, tweed suits, leather suit, skinny high-waisted jeans, sailor sweater berpadu dengan blus-blus sutra, jumpsuits, cardigan yang diberi pengikat pita di pinggang, rok-rok pleats, cropped trouser, dan cullote. Topi, sebagai bintang dikoleksi ini, dibuat kalem saja, siluet minimalis namun tampil grand melindungi rambut dari angin. Bagi fans Chanel yang bukan ber-genre tweed, di koleksi ini ada banyak sekali gaun-gaun sutra yang sepertinya memang diciptakan untuk menantang angin, gaun structured di bahu lalu melambai lepas ke bagian bawah. Ada juga rok-rok sutra yang dikenakan dengan bodysuit atau juga sweater yang berbahan knit.
Foto: Chanel