Kenzo adalah jenama fashion Jepang yang besar di Paris yang dibawa oleh Kenzo Takada pada tahun 1970. Dengan karakteristik yang berwarna-warni dengan desain estetika Jepang yang ekstra bergaya hipies pada saat itu. Dan pada koleksi spring/ summer 2025 kali ini, Nigo, Direktur Kreatif Kenzo, menggali kembali arsip Kenzo Takada dalam formasi yang lebih modern dan relevan untuk masa kini. Show yang berlangsung di taman Palais Royal, Paris, ditengah kolam air mancur bundar yang dikelilingi oleh pohon rindang dan bunga-bunga, membuat koleksi bergaya tailoring – Japanese – workwear ini lebih romantis.
Nigo bermain dengan motif daun bambu bergaya camo dalam bermacam warna dan lukisan berestetika Jepang sebagai motif pada pakaian. Termasuk lukisan menara Eifel yang diilukis bergaya Jepang, yang biasanya dilukis dengan cat air dengan kuas. Permainan motif ini diaplikasikan pada berbagai material seperti denim, katun hingga rajut. Semua berada dalam palet warna yang beragam, terutama dengan dominasi palet hijau. Motif ikonik Kenzo, Paris Jungle, dengan ikon kota kota Paris yang dikelilingi oleh hewan juga terlihat lagi pada koleksi ini.
Sementara untuk siluet dan potongan, pada pakaian pria adalah tailoring bergaya workwear, yang serba longgar dan relax. Tailoring hadir dalam bentuk stelan jas dan pola-pola kimono sebagai outer, celana super longgar yang merupakan interpretasi baru dari celana bell bottom, dan jaket-jaket berpotongan blouson. Untuk koleksi wanita, rajut menjadi fokus utama, yang juga merupakan salah satu signature Kenzo. Hadir sebagai dekorasi hingga material utama pada gaun. Nigo banyak mengambil pola diskontruktif untuk pakaian wanita ini, yang juga dimainkan dengan berbagai motif floral Kenzo berwarna-warni.
Kenzo versi modern yang digarap Nigo ini merupakan koleksi dengan pendekatan streetwear, yang merupkan forte dari Nigo sebagai founder Millionaire Boys yang ia bangun bersama Pharrell William. Tapi pendekatan ini berbasis DNA Kenzo yang seperti saya sebut di atas. Melihat Kenzo Takada dan Nigo, sepertinya mereka memiliki kesamaan persepsi dalam mengarahkan tim desain, hanya saja keduanya hidup di era yang berbeda. Kenzo merancang pakaian untuk anak muda pada era 70-an dimana saat itu gaya hippes dan boho adalah trend global, sementara saat ini Nigo yang juga menargetkan anak muda juga merancang apa yang menjadi trend dekade ini, streetwear, workwear dan athleisure. Dengan kekuatan tersebut, Nigo yang memegang kendali saat ini, merupakan kunci yang bisa menyatukan visi Kenzo Takada dengan estetika modern Nigo.