Di Desember ini, setelah melalui situasi bumi yang mengerem perputaran industri fashion, Christian Siriano berpikir untuk tak bisa tinggal diam, ia yang tak berencana membuat koleksi pre fall 2021, akhirnya berubah pikiran dan memutuskan untuk melakukan apa yang ia cintai, membuat gaun. Kepada vogue.com Siriano mengatakan, “Sejujurnya, saya akhirnya memutuskan untuk tetap membuatkan pakaian, because it’s what I love to do. Setiap saya bangun pagi, saya hanya fokus ke hal ini, hal yang tak bisa saya enyahkan dari pikiran.” Ketika Siriano menghubungi tim satu per satu, mereka semua berharap untuk bisa kembali bekerja, melakukan pekerjaan yang merekka cintai. Langkah berikutnya adalah menjelajahi isi atelier, mengumpulkan bahan-bahan yang ada, kain-kain sisa bahan gaun Janelle Monáe di Met Gala 2019, kain-kain lebihan rok Ariana Grande yang dipakai di TIME 100, harus dikaryakan kembali, tidak bijaksana menumpuk bahan-bahan tak terpakai di saat orang-orang memikirkan sustainable fashion.
American Couturier Dan Kupu-Kupu 3D
14 rancangan disiapkan, masing-masing dipotret di dalam atelier sendiri. Rancangan berkelas couture, mencerminkan mood khas karya American couturier semacam Charles James, Oscar de la Renta, dan Carolina Herrera. Perbedaan aura design terdapat pada sisi sensualitas, karya-karya Siriano representasi selebriti Amerika saat ini, membaurkan unsur gala, sport, humor, dan kesan mudah dipakai. Gaun beraksen kedipan mata yang dipakai oleh Janelle Monáe di Met Gala, diserap lagi ke setelan cropped jacket dengan bagian belakang yang extra panjang. Aplikasi mata-mata ditebar di jaket unik ini. Satu cropped top lengan panjang transparan, dihinggapi kupu-kupu 3D, top ini dikenakan dengan ball skirt yang grande. Aktifitas Siriano ini diharapkan mendorong para kreator fashion untuk tetap berkarya mewujudkan imajinasi, sehingga minat publik semakin tergairahkan.
Foto: Shane Lavancher / Courtesy of Christian Siriano