Alih-alih menetapkan latar di destinasi yang sudah sering tampil dalam kampanye global, kampanye perjalanan terbaru Louis Vuitton justru berlabuh di lanskap Tiongkok yang calming dan sinematik. Dimulai dari Guilin, wilayah selatan dengan sungai Lijiang yang legendaris, kampanye ini menyatukan harmoni alam, gerak, dan desain dalam satu rangkaian visual yang terasa kontemplatif. Semuanya dibingkai lewat sudut pandang Alec Soth, fotografer asal Amerika yang dikenal dengan gaya dokumenter yang puitis.

Berbagai aksesoris ikonik Louis Vuitton seperti Monogram Horizon dan Soft Keepall, muncul di atas rakit bambu yang berbaur dengan suasana latar alami yang tenang. Selain itu, ada juga tas Alzer briefcase dan koper kecil yang diikat di atas sepeda. Kedua tas ini diilustrasikan melintasi jembatan sungai dalam suasana yang terasa intim, tanpa kehilangan rasa elegan yang jadi ciri khas jenama ini. Perpaduan antar-tone warna tas yang dominan kecoklatan, terasa begitu tepat dipasangkan dengan latar persungaian ini.


Menjadi menarik juga, kampanye ini juga mencoba memotret sisi Tiongkok yang jarang dieksplorasi dalam narasi global. Soth, yang dikenal lewat gaya fotografi besar-besaran yang terasa personal, menangkap lanskap dan momen vibes ‘dokumenter sekali’ dan tetap puitis, sesuai dengan karakternya. Karyanya memang sering bicara soal tempat dan perasaan dalam waktu yang bersamaan, serta pendekatan ini terasa cocok di sini. Selain sekadar ‘travel ad’, kampanye ini lebih terasa seperti narasi visual yang kebetulan dibintangi oleh tas LV sebagai main character-nya.
Setelah Guilin, dua destinasi lain yaitu Zhangjiajie dan Datong juga akan ikut tampil dalam seri ini. Louis Vuitton juga baru saja membuka flagship barunya di Shanghai yang berbentuk kapal pesiar raksasa. Kedua lokasi ini akan melengkapi narasi visual kampanye yang dirancang bertahap sepanjang tahun.