Kreatifitas suku Asmat sudah lama mendunia, kali ini seorang seniman Eropa memotret sisi lain tangan-tangan seni Asmat.
Asmat, adalah salah satu butir mutiara indah yang ada di Indonesia. Daerah yang berada di barat laut Papua ini terkenal dengan karya seni ukir kayu yang sudah mendunia. Karya ukir Asmat sudah dikoleksi oleh museum-museum sekaliber Metropolitan Museum of Art di New York, Tropenmuseum di Amsterdam, dan American Museum of Asmat Art di University St. Thomas di Minnesota.
Namun jiwa berkesenian orang-orang Asmat tidak saja terekspresikan di medium kayu, mereka juga menorehkan tangan-tangan seni mereka di lembar-lembar t-shirt. Seorang seniman dan filmmaker bernama Roy Villevoye mengunjungi Asmat pada tahun 1998 hingga 2000, Roy mengamati bahwa penduduk di Asmat banyak yang mengubah t-shirt yang mereka miliki menjadi personal, t-shirt diubah atau dikustomisasi sesuai dengan selera seni pribadi agar berbeda dengan yang lain.
Hasil kreasi penduduk Asmat ini terlihat edgy dari sudut pandang fashion, bagaikan mood rancangan desainer asal Belgia, Ann Demeulemeester. Selama di Asmat Roy mengumpulkan kaos-kaos yang ia senangi, memotret pemiliknya, kemudian memamerkan yang terbaik di Tropenmuseum, Amsterdam. Apa yang dipersembahkan Roy ini menghadirkan karya kontemporer dalam dimensi persilangan budaya, satu produk massal dari budaya pop bertemu dengan kreatifitas level rumahan berwawasan kebiasaan mengukir dan menoreh secara turun temurun.
Foto dok. Luxina.id (Syahmedi Dean)