Tentu kalian ingat sosok-sosok dalam karya-karya seniman Jeihan, sosok wanita-wanita bermata gelap, misterius dalam diam dan termenung. Uniknya, walau legam, mata-mata hitam tersebut terasa lebih kuat memancarkan rasa yang begitu dalam, ketimbang mata-mata realistis, atau jika dibandingkan dengan mata-mata pop surrealism, mata-mata bulat yang proporsinya sangat besar, yang begitu mewabah belakangan ini di arena seni kontemporer. Bagi orang-orang yang lebih suka menikmati mata-mata misterius, tentu akan muncul kerinduan pada ‘Mata Hitam’ dengan relung yang dalam. Kemana kita cari mata hitam lagi? Coba ke AMUYA Gallery Kemayoran Jakarta, yang tengah menggelar pameran NTT ART Diversity in Harmony (didukung oleh PERTAMINA, Bakti Budaya Djarum Foundation, dan Yayasan Astra Honda Motor) hingga tanggal 31 Januari 2024. Di sini terdapat lukisan seorang gadis bermata hitam karya seniman Tulus Mulia, judulnya ‘Prosperity Blossoms’, akrilik di atas kanvas dimensi 60 x 80 cm.

Misteri dan gumpalan cahaya
Tulus Mulia lulus dari Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, tahun 2019, pertama kali berpameran bersama tahun 2015 di Sunday Magazine Art Exhibition, tahun 2018 pameran bersama Water Color & Maquette Exhibition di ISI Yogyakarta, tahun 2022 di Missao Art – Missao Corporation, Jepang, dan kini pameran bersama di Amuya Gallery. Karya-karya Tulus menampilkan visualisasi yang rendah akan kontras warna, namun tinggi akan kontras perasaan dan kenyataan, ia menghadirkan sosok gadis cilik bermata hitam, misterius, namun berada dalam kenyataan yang riang gembira, penuh warna, ceria di halaman Wonderland, ditemani dengan macam-macam hewan yang berbola mata. Seperti di lukisan ‘Prosperity Blossoms’, sang gadis ditemani oleh seekor anjing yang menjadi penutup kepala, bola mata anjingnya ada dan nyata. Sang gadis berada di tepi kolam, lengannya menadah bunga teratai mekar yang ada gumpalan cahaya di atasnya. Objek cahaya mengambang ini banyak muncul di karya-karya Tulus yang lain, seperti ‘Prosperity Blossom #2’ (60 x 80 cm) akrilik di atas kanvas, ‘Prestisa’ (40 x 70 cm) akrilik di atas kanvas.


Centaur bersama belenggu
Keceriaan alam wonderland ciptaan Tulus, walaupun cerah penuh warna, jika diperhatikan secara mendetail cukup bermisteri juga, selalu ada elemen akar-akaran yang tumbuh menusuk apa saja, termasuk menusuk bahu si gadis belia di ‘Prosperity Blossoms’. Ada karakter-karakter lain yang menunggangi anjing, burung hantu, ikan air tawar, hingga ikan lumba-lumba putih. Dan, Centaur sosok mitos kuda berbadan manusia. Geliat akar-akaran seperti menghubungkan dan menjaga semua yang ada di dalam kanvas, seperti belenggu yang menyenangkan. Ada ya, belenggu yang menyenangkan? Misteri alam wonderland Tulus terus berlanjut lewat palet warna yang muncul dalam warna-warna senja, yang kerap terpoles bias warna oranye, warna megah matahari ketika akan tenggelam. Kita seperti diajak melihat impiannya Tulus sebelum matahari segera terbenam.

Belajar dan mengajar melukis
Siapa figur utama di karya-karya Tulus? “Namanya CLAU, aku ambil dari nama adikku. Karena pikiranku hanya adikku. Orang-orang mikirin keresahan, peperangan, aku enggak terlalu mikirin, karena fokusku ya adik ini, yang udah menjadi tanggung jawabku.” Ujar Tulus yang berkarya sembari menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Tulus lahir di Sleman, DIY, 22 Maret 1996, sejak kecil telah dikondisikan ayahnya untuk belajar seni rupa. “Sebenarnya ini semua karena dukungan dari bapak saya, dulu kalau enggak ditekan untuk belajar melukis, mungkin kemampuan saya ini juga lepas. Dari SD, SMP, Bapak memasukkan saya ke les melukis. Waktu SMA, aku sudah mengajar melukis untuk anak-anak di sanggar tempat aku les tersebut.”

Mari bergembira sebelum matahari terbenam
Menurut Tulus, palet warna yang ia ciptakan adalah warna-warna tanah, ia tidak punya alasan terhadap pilihan warna tersebut “Aku suka earth color, warna-warna damai, enak dipandang.” Ujar Tulus lagi. Pilihan warna ini lahir setelah ia mencoba eksperimen yang cukup lama, sampai ia bisa menyudutkan pilihan warna yang akan selalu ia pakai. “Intensiku ada di banyak simbol, bunga Teratai simbol kemakmuran, cahaya harapan. Lalu hewan-hewan yang aku pilih, hewan-hewan yang puya karakter setia. Semua ini mencakup lingkup di dalam hidup ini, kesetiaan, niat baik, cara kita berperilaku, harapan, cita-cita, semua orang harapannya mempunyai hidup yang lebih baik.” Tulus juga mengatakan kalau ia banyak terinspirasi dari karya seniman Mark Ryden dan Robby Dwi Antono. Rencana yang tengah ia pikirkan saat ini adalah keinginan untuk berpameran tunggal. “Saya sudah menghitung punya kanvas berapa,” ujarnya kepada Luxina di antara dua karyanya yang dipajang di Amuya Gallery.





