“Cinta itu indah, begitu juga kebinasaan yang membuntutinya, orang harus berani menanggung akibatnya.” Petikan kata-kata dari seorang pujangga bernama Pramoedya Ananta Toer, ia goreskan sebagai ucapan Minke untuk Annelies di dalam buku Bumi Manusia. Kata-kata yang singkat namun sangat bergejolak, meleburkan cinta dan kebinasaan dalam satu tangkup kalimat, memercikkan api peringatan untuk selalu berhati-hati di dalam permainan cinta.
Petik Kenangan Untuk Tulola
Ucapan Minke ini diabadikan ke dalam bentuk perhiasan, disolidkan ke dalam bentuk tulisan tangan ala naskah proklamasi, lalu disepuh emas, dan menjadi sepasang perhiasan anting-anting yang tidak biasa. Karya ini menjadi bagian dari seri Hujan Kata, yang diciptakan sembari merayakan ‘Perjalanan, Kenangan’ 11 tahun jenama perhiasan Tulola. Seri ini sendiri diambil dari esensi koleksi yang pernah dihadirkan, diciptakan lagi untuk membangkitkan kenangan dengan memetik lagi sejumput kemilau langkah-langkah Tulola.
Bukan Sekadar Perhiasan
Tulola Jewelry salah satu jenama perhiasan dengan falsafah yang mengesankan, menciptakan keindahan dari warisan seni perhiasan leluhur Bali, inovasi desain, dan serapan inspirasi sastra budaya Indonesia. Didirikan oleh tiga serangkai Dewa Sri Luce-Rusna sebagai inovator desain, Happy Salma sebagai pencurah konsep kreatif, dan Franka Franklin Makarim yang menggawani Tulola dari segi strategi bisnis dan pengembangan perusahaan. Saat ini Tulola memilki 60 tenaga pegawai (75 % adalah perempuan), memiliki 1 butik retail yang terdapat di Petitenget, Bali, 2 butik di Kemang Raya dan Plaza Senayan Jakarta, dan satu lagi akan segera hadir di Plaza Indonesia Jakarta pada bulan Oktober 2019.
Kemurnian Bersepuh Emas
Bahan perhiasan Tulola adalah campuran perak murni dan alloy. Sepuhan yang digunakan adalah emas 18K untuk perhiasan warna gold, sedangkan untuk perhiasan warna perak sepuhan yang digunakan adalah white platinum. Cerita ‘Perjalanan, Kenangan’ ditampilkan di Bimasena Club The Dhamawangsa Jakarta dari tanggal 6 hingga 8 Agustu 2019. Disajikan dalam bentuk instalasi karya Iskandar Loedin yang telah mumpuni di bidang seni pertunjukan dan kreatif di Indonesia. Pameran dan pop-up shop ini adalah sajian terbesar yang pernah dihadirkan Tulola.
Foto: Dean, Tulola