Menjawab tren perjalanan yang semakin eksploratif, Hyatt tengah bersiap membuka hampir 90 properti baru di kawasan Asia Pasifik dalam lima tahun ke depan. Di antara yang menarik perhatian adalah debut jenama Thompson Hotels di kawasan ini. Selain itu, masuknya jenama Andaz, The Standard, dan Park Hyatt ke sejumlah pasar baru seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, dan Australia juga menjadi sorotan. Bagi Hyatt, ekspansi ini bukan hanya soal buka hotel baru. Namun, bagaimana membuat tempat menginap menyatu dengan gaya hidup tamu yang lebih personal.
Thompson Shanghai Expo dijadwalkan buka akhir 2025 sebagai perkenalan perdana jenama ini di Asia. Thompson memiliki gaya khas urban edgy yang aslinya lahir di Manhattan. Kemudian, versi Shanghai-nya dirancang menyatu dengan warisan industrial kota. Ditambah, energi kreatif masa kini. Mulai dari rooftop untuk live music sampai program kuratorial temporer, hotel ini tampaknya memang ditujukan bagi para tamu yang tertarik menyelam ke kehidupan kota yang berestetika.




Sementara itu, The Standard dan Andaz memiliki tema gaya hidup yang lebih playful dan immersive. The Standard, Pattaya Na Jomtien misalnya, tampil dengan vibes beach club ala tahun 60-an yang chill dan bergaya maksimal. Lain halnya dengan Andaz Gold Coast di Australia dan Andaz One Bangkok di Thailand. Mereka mengombinasikan desain modern dengan kedekatan terhadap budaya lokal.

Dari semua nama yang disebut, Park Hyatt Phu Quoc mungkin jadi proyek yang paling memikat bagi para pencinta traveler yang ingin pengalaman lebih personal. Hotel ini akan berdiri di salah satu pulau paling cantik di Asia Tenggara. Oleh karena itu, suasana resort yang luas dan kontemporer tidak menghilangkan sentuhan khas Park Hyatt yang tenang, rapi, dan detail. Di tengah gempuran tren hotel, Hyatt menjawabnya dengan konsistensi. Mereka juga menunjukkan keberanian bermain dalam ranah ‘gaya hidup’ yang kini menjadi arena baru dunia hospitality.
