Presentasi koleksii baru Dior Cruise 2023 menghantarkan saya untuk mencek keberadaan Carmen Amaya (1913-1963), seorang penari Flamenco legendaris. Carmen lahir di Spanyol, memulai debut tarinya di Buenos Aires, Argentina, dan sukses mendunia, hingga diundang POTUS Franklin Roosevelt untuk menari di White House. Carmen dijuluki sebagai ‘the greatest Flamenco dancer’, intensitas hentakan kakinya saat menari sangat cepat, bisa menyamai penari-penari pria, sehingga ia mendapat julukan La Capitana. Karakter Carmen saat menari semakin kuat karena ia mengenakan tradisi pakaian tari pria, cropped jacket dan celana panjang high-waisted (celana matador). Sekarang saya paham, tenaga Carmen inilah yang diserap Maria Grazia Chiuri untuk Dior. Tangguh, tetapi juga indah dikelilingi ruffle, embroidery, subtle layering, sexy lace, dan monogram Dior.
Flamenco dan Matador menyatukan kekuatan dalam desain
Presentasi Dior ini berlangsung di Plaza de España di kota Seville, kawasan Andalusia, Spanyol, menghadirkan rancangan-rancangan yang fokus pada budaya Flamenco dan Matador, berpoleskan warna hitam, putih, merah, camel, dan keemasan. Perhatikan seri cropped jacket yang sangat keren, slim, ringkas, dengan detail embroidery sebagai ornament kenang-kenangan Bohemia dari Andalusia. Jaket-jaket ini ada juga yang bagian sisi dalam sleeve nya diubah menjadi kelepak yang panjang sampai ke pergelangan. Celana Matador yang high-waisted ada yang dibuat longgar sebatas betis, ini juga keren, dinamis bagai pedal pusher pants. Gaun-gaun Flamenco dibuat bergaya off shoulder, berbeda dengan bagian bahu gaun penari aslinya yang harus ajek karena kedua tangan penari harus sering diangkat ke atas. Rok-rok Gypsy yang lebar hadir membawa suasana gala dan kemeriahan.