Sportswear akan membosankan jika melulu dikutip dari tepi pedestrian dan jogging track saja. Coba lihat label Kent & Curwen dari London, label ini memberikan satu citra yang berbeda, sporty yang preppy, kehidupan kampus, student social circle, kultur Oxford dan Cambridge, hingga aura Hogwart dan Quidditch World Cup.
Untuk capsule collection spring 2019, Kent & Curwen, bermain dengan aksen garis-garis vertical multi-warna, siluet celana longgar hingga baggy (menghindar dari siluet skinny), hybrid sweater dan kemeja (leher dan lengan berpola sweater, hemline berbentuk kemeja). Outerwear dibuat ‘woles’ (slow maksudnya), berupa duffle jacket, peacoat, dan front pocket jacket, elemen pakaian yang lengkap dengan simpul shawl dileher, mencerminkan enerjiknya kehidupan di kampus. Warna-warna stripes yang dipilih tak jauh dari warna-warna seragam pelajar Hogwart School of Witchcraft and Wizardy. Hairtsyle para model satu selera dengan rambut Harry Potter, Ron Weasly, Hermione Granger, dan Draco Malfoy.
Kent & Curwen, didirikan oleh dua sahabat, Eric Kent dan Dorothy Curwen pada tahun 1926 di Savile Row, London. Awalnya hanya menyediakan keperluan dasi dan shawl untuk mahasiswa-mahasiswi Oxford dan Cambridge dan klab-klab pelajar hingga seragam tim dayung di dalam kampus tersebut. Tahun 1932 Kent & Curwen melebarkan sayap dengan membuat sweater untuk olahraga cricket. Reputasi label ini semakin baik dan digandrungi para pelajar.
Tahun 2006 Kent & Curwen diakuisisi oleh Trinity Limited, sebuah investment holding company berbasis di Kowloon, Hong Kong. Trinity Limited berurusan dengan retailing dan wholesale pakaian pria di daratan Cina, Hong Kong, Macau, Taiwan, Singapura, dan Eropa.
Tahun 2015, perusahaan bernama Seven Global setuju untuk memperkuat label Kent & Curwen dalam kontrak waktu 5 tahun dengan Trinity Limited. Seven Global digawangi oleh David Beckham dan Simon Fuller. Misi Seven Global adalah menggerakkan perkembangan semua consumer product yang bisa digali dari citra David Beckham dalam skala global. Hasilnya bisa dilihat kolaborasi David dengan Adidas, Tudor, House 99, Biotherm Homme dan Fragrance.
Setelah David Beckham bergabung, David mengajak Daniel Kearns sebagai creative director Kent & Curwen, pengalaman kerja Daniel lumayan upper class, Daniel pernah berada di dalam tim desain Louis Vuitton, Alexander McQueen, dan Ermenegildo Zegna. Setelah dua tahun, Daniel dianggap mampu menjaga Kent & Curwen sebagai authentic British menswear dan membawanya ke gaya berpakaian pria modern saat ini.
Seven Global dan Trinity Limited adalah anak perusahaan dari Global Brands Group, perusahaan yang memiliki brand seperti Juicy Couture, BEBE, BCBG Max Azria, Sean John, David Beckham, Jennifer Lopez, Ellen Tracy, Kenneth Cole, Kate Spade, Anne Klein, Tommy Hilfiger Kid, Cynthia Rowley, Esprit, Nautica, Fila, Disney, Sesame Street, Nickelodeon, dan banyak lagi.
Global Brands Group lahir dari induk perusahaan The Fung Group, perusahaan logistik pengiriman dan perputaran barang di seluruh bumi, klien The Fung Group adalah perusahaan apparel, household goods, furniture, toys, serta produk kesehatan dan kecantikan yang berbasis di Hong Kong. The Fung Group bekerja sama dengan BSR (Business for Social Responsibility) membuat pelatihan untuk para pekerja garmen wanita di Bangladesh dalam hal peningkatan kesehatan, nutrisi, dan perencanaan keuangan. Projek serupa juga dibuat India, Kamboja, dan Vietnam.
Hm, panjang jalan ceritanya, namun akhirnya bermuara ke satu titik.
Presentasi Kent & Curwen untuk capsule collection spring 2019 sendiri berlangsung di London, dihadiri oleh David Beckham (of course ya), Edward Enninful (Vogue Brithis), Kim Jones (Dior Homme), dan Victoria Beckham. Selanjutnya, apa hubungan ini semua dengan bergabungnya Simon Fuller? Well, Simon Fuller adalah pintu gerbang ketenaran Victoria Beckham, Simon Fuller produser yang melahirkan Spice Girl. Tahun 2001 Simon Fuller menciptakan Pop Idol dan American Idol yang meledak luar biasa (walaupun mungkin saja idenya dari acara Asia Bagus yang dibuat Fuji Television tahun 1992).
Bayangkan, dari satu brand kecil saja, dibaliknya tersingkap jaringan maha global. Bagaimana? Apakah brand Anda masih ingin berdiri sendiri?
Pffuh…, letih juga mengurai ini semua. Fashion, bisnis, gosip, lebur jadi satu.