Kalau Anda bertanya tentang Dior ‘koq sekarang gini?’, atau ‘koq sekarang gitu?’, percayalah, mungkin fantasi Anda terlalu nyaman atau bahkan berhenti di era Spandau Ballet atau James Ingram. Sekarang era kejayaan Billie Eilish dan K-pop, mereka menyetir kemana komunitas Gen Z berkiblat (plus komunitas generasi Spandau Ballet yang berjiwa Gen Z). Presentasi Dior koleksi fall 2021 sudah sangat gamblang mengibarkan Pop attitude, sangat mencerminkan derap suara, ritme, dan warna-warna fenomena K-pop. Pada siaran persnya Dior menyebutkan grup Blackpink sebagai rujukan bahwa betapa pentingnya gaya dan sikap Blackpink yang setiap personilnya mengibarkan gaya individual di atas pentas dan juga di kehidupan sehari-hari. Dior menganggap Blackpink mampu mensejajarkan power of fashion dengan power of music. Wow! Saranghae Dior!
Saranghae Dior Fall 2021
Lalu apa added value Dior untuk generasi belia ini? Nah, Dior tidak serta merta mengulik Gen Z mentah-mentah, Dior tetap menyerap filosopi pop art dari para suhu seperti Andy Warhol, Richard Hamilton dan Marco Lodola, ketiganya adalah pionir di ladang Pop Art. Ingat foto Elizabeth Taylor yang dipoles-poles warna oleh Andy Warhol? Di Dior ini, ditemukan bahan berbordir ditempeli sequins besar warna-warni, dan bahan lace dipadankan dengan tie-dye. Richard Hamilton yang dikenal dengan karya ‘Man Machine and Motion’, jelas diadopsi menjadi rok mini metalik, bucket hat, dan coat transparan. Marco Lodola yang identik dengan karya seni berpola color block, diserap ke rancangan dengan pilihan warna-warna primer dan hitam. Kemudian kualitas pembuatan tetap dijaga dalam standar atelier Dior, selalu ada unsur structured, aura ‘fit n flare’. Mungkin kita tinggal menunggu ikon art J’Adior, juga L’Adore Dior, menjadi Saranghae Dior, muah.
Foto: Dior