Sepatu espdarilles adalah sepatu khas musim panas yang modelnya mirip dengan slippers. Biasanya pada bagian atas dibuat dari katun kanvas dengan sole karet atau kulit yang dilapisi semacam tanaman yang dikeringkan, yang biasanya digunakan untuk membuat keranjang. Sepatu espadrilles sendiri sudah dibuat pertama kali di Spanyol yang kemudian berkembang hingga ke Prancis dan Italy. Yang membuat Ermenegildo Zegna menginovasi sepatu ini menjadi lebih modern dengan pemakaian yang lebih luas.
Untuk musim panas 2021, Direktur Artistik Alessandro Sartori, meneruskan dengan menafsirkan ulang metode metode artisan pembuat sepatu ini dan menyuntikan perspektif baru dalam siluet sepatu ikonik ini serta menamakannya dengan Valencia Espadrilles. Bayangkan pakaian musim panas, yang didominasi bahan linen, katun, katun poplin dalam kombinasi warna klasik, yang dipasangkan dengan sepatu ini.

Espadrilles Valencia dari Zegna yang melengkapi pakaian musim panas ini, dibuat dari bahan suede yang lemas (bukan yang kaku) dan jute sole (jute, bahan yang biasa juga digunakan untuk membuat keranjang), yang merupakan simbol dari pengerjaan tangan dan craftmanship yang tinggi. Pada bagian atas terdapat signature Zegna berupa strap l’Asola, logo lubang kancing yang diambil dari warisan Zegna. Kunci memakai sepatu ini adalah pastikan tidak memakai kaos kaki saat memakai sepatu ini, atau kaos kaki kecil yang tersembunyi di dalam sepatu.
Kemana memakainya? Tentu saja kalau di Indonesia yang beriklim tropis, sepatu ini bisa dipakai setiap hari sepanjang tahun. Tapi, bila Anda merencanakan liburan musim panas pada pertengan tahun ke Eropa, sepatu ini akan membuat pemakainya blend-in dengan penduduk lokal. Apalagi bila dilengkapi dangan seleksi pakaian ringan dari linen dan katun. Untuk mempermudah, coba tonton film The Talented Mr. Ripley, dan ini bisa menjadi referensi gaya berlibur dengan sepatu Valencia Espadrilles ini. Sepatu ini merupakan sepatu yang memberikan efek “wow” pada penampilan biasa dan mampu meng-elevasi penampilan dalam waktu yang singkat.

Foto dok. Ermenegildo Zegna