Tahun ini Rolex kembali menganugerahkan penghargaan Rolex Awards for Enterprise untuk sosok yang konsisten melakukan kegiatan penyelamatan lingkungan hidup dan komunitas. Tahun ini merupakan tahun yang sangat spesial untuk bangsa Indonesia, penghargaan bergengsi ini. Karena dari lima penerima penghargaan tersebut, salah satunya berasal dari Indonesia. Kelima penerima peghargaan tersebut berasal dari berbagai latar belakang dan project yang berbeda. Namun kelimanya memiliki tujuan yang sama, untuk menyelamatkan sumber daya bumi, kesehatan, hidup yang berkelanjutan serta pendidikan generasi selanjutnya.
Dari Kenya, Beth Koigi, melakukan inovasi teknologi untuk mengatasi kekurangan air dengan cara mengekstraksi udara menjadi air. Kemudian Inza Koné dari Tanoé – Ehy forest, Côte D’Iviore di Afrika Barat, yang aktif melindungi hutan di Afrika dan habitat yang hidup dalam hutan tersebut. Liu Shaochuang, dari gurun Gobi Mongolia dan Cina, melakukan penyelamatan terhadap hewan Onta liar Mongolia yang sudah hidup ribuan tahun namun terancam punah. Yang keempat adalah Constantino Aucca Chutas, seorang bioligist tanaman dari pegunungan Andes, melakukan perlindungan dan reboisasi hutan Andes yang terancam hilang termasuk dengan ekosistemnya. Terakhir yang kelima, dari negara kita, Indonesia, Denica Riadini – Flesch, pemilik jenama Sukkha Citta, yang melakukan regenarasi lahan, pemberdayaan wanita da menyelamatkan teknik tradisional membuat pakaian yang sudah (hampir) punah di Indonesia.
Kelima laureates ini, menerima penghargaan bergengsi Rolex Awards, yang merupakan salah satu bentuk dukungan Rolex terhadap perlindungan bumi dan eksplorasi teknologi untuk menyelamatkan bumi, yang menjadi bagian Perpetual Planet Initiative, yang merupakan aktivasi Rolex untuk bumi yang lebih aman dan nyaman ditinggali. Untuk panel juri yang menentukan penerima penghargaan ini berjumlah 10 orang, yang berasal dari berbagai negara dengan berbagai latar belakang yang berbeda juga.