Ada tiga jenis undangan yang dibuat oleh Virgil Abloh untuk presentasi koleksi pria Louis Vuitton spring/ summer 2022 kali ini. Ketiganya berupa permainan logika dan intelegensia, yaitu puzzle, kartu remi, catur dan hidden ball. Permainan ini menjadi akar inspirasi pada koleksi ini yang kemudian dikembangkan dengan pengaruh sub-culture dan sejarah kultur kulit hitam di jagad hiburan Hollywood. Presentasi dalam bentuk film pendek ini diberi judul Amen Break dengan dua scene latar yang berbeda.
Sekarang mari kita membahas koleksinya. Disini, Virgil banyak bermain dengan DNA tracksuit. Ide tracksuit ini hadir dalam stelan safari dan stelan jas sebagai bentuk juxtaposition dan tracksuit itu sendiri tapi dengan styling yang tidak biasa, dengan topi tinggi, boots dan ikat pinggang ber-buckle besar. Format tracksuit ini dikembangkan dengan berbagai bawahan mulai celana pendek, celana longgar hingga rok. Dan dibuat dalam berbagai versi, mulai dengan menggunakan material daur ulang, katun hingga kulit dan dalam berbagai warna vibran yang sangat menarik. Variasi jaket balzer dan rompi dengan format tailoring, juga banyak mendominasi dan dibuat dengan aksen ikat pinggang diluar seperti jaket safari dengan bawahan celana longgar dan rok pleats. Virgil membuat satu teknik baru untuk koleksi ini, dengan menggunakan teknik embossed pada body armour (seperti rompi anti peluru) dan sarung tangan. Efek embossed dibuat berstruktur dan tebal sehingga membuat tekstur baru pada pakaian. Dan satu lagi, penggunaan padding bahu dengan efek drop shoulder pada kemeja dan beberapa jaket tailoring.
Untuk warna, dari koleksi pertama Virgil untuk Louis Vuitton, ia selalu menggunakan warna-warna keras dan acid. Shocking pink, acid green, cyan blue dan kuning stabillo, menjadi sangat pop out diantara kombinasi warna putih, khakis, hijau mint dan hitam. Perpaduan antara warna monokrom dan acid ini bisa dikatakan sesuatu yang baru sehingga tercipta blok warna kontras dengan harmonisasi ala streetwear. Permaianan warna ini juga diaplikasikan pada tas dengan konsep gradasi dan blok warna pada sepatu. Gradasi warna dibuat di atas motif monogram dalam beragam kombinasi warna, tapi klasik monogram juga tetap dibuat dengan beberapa model baru dan warna. Dan untuk koleksi tas ini, Virgil banyak menggunakan material daur ulang, sisa bahan dan kanvas yang dibuat dari katun organik.
Untuk sepatu, ini yang paling penting dalam koleksi ini. Karena koleksi sepatu kali ini adalah hasil kolaborasi dengan Nike untuk seti Air Force. Nike Air Force merupakan salah satu simbol kultur hip-hop yang paling versatile dan bisa berdiri di antara fashion dan olahraga. Nike Air Force dibuat dalam beberapa versi warna dan tulisan “Air”pada bagian sol luar sepatu. Material yang digunakan merupakan kombinasi antara kanvas monogram Louis Vuitton, Damier dengan material kulit. Kolaborasi yang cukup mencengangkan dan mengalihkan perhatian semua fans Nike Air Force, Virgil Abloh serta streetwear fanatik.
Foto dok. Louis Vuitton