Palme d’Or, sebuah penghargaan bergengsi yang melambangkan puncak pencapaian dalam dunia perfilman, telah lama menjadi ikon budaya populer. Lebih dari sekadar trofi, Palme d’Or adalah karya seni yang indah, hasil dedikasi dan keahlian para pengrajin terampil di Chopard. Mari mengupas kisah di balik Palme d’Or, mulai dari asal-usulnya yang menarik hingga proses pembuatannya yang rumit dan penuh presisi.
Chopard dan Festival Film Cannes menjalin hubungan erat selama lebih dari dua dekade. Di balik setiap Palme d’Or yang berkilauan, terdapat kisah cinta dan dedikasi Chopard terhadap seni film, sebuah seni yang mampu memikat dan menginspirasi khalayak luas. Palme d’Or dibuat menggunakan emas etis bersertifikat Fairmined, melambangkan kejeniusan, kesabaran, dan presisi dalam dunia perfilman. Caroline Scheufele, Co-President dan Direktur Artistik Chopard, ingin agar Palme d’Or ini menjadi simbol yang tepat bagi industri film dan mencerminkan komitmen Chopard terhadap kemewahan berkelanjutan.
Film Anatomy of a Fall oleh Justine Triet memenangkan Palme d’Or di Festival Film Cannes 2023. Film ini dipuji karena mengangkat tema kompleksitas manusia dan menampilkan peran wanita yang kuat. Kemenangan Triet ini menandai momen penting bagi wanita dalam industri film, karena ia adalah salah satu dari sedikit wanita yang memenangkan Palme d’Or dalam beberapa tahun terakhir. Film ini kemudian meraih banyak penghargaan lain di festival film internasional, menunjukkan kualitasnya yang luar biasa. Kemenangan Anatomy of a Fall menandakan pergeseran dalam industri film, di mana cerita dan karakter wanita semakin diakui.
Awal Mula
Chopard dan Festival Film Cannes menjalin hubungan erat sejak 1997. Pada tahun itu, Caroline Scheufele bertemu dengan Pierre Viot, Presiden Festival Film Cannes saat itu. Pertemuan ini menandai awal mula kisah cinta Chopard dengan dunia film. Caroline dipercaya untuk mendesain ulang Palme d’Or, penghargaan bergengsi festival tersebut. Ia menuangkan seluruh keahlian dan passion-nya untuk menciptakan kembali Palme d’Or dengan desain yang lebih indah serta bermakna. Sejak saat itu, Chopard menjadi mitra resmi Festival Film Cannes dan bertanggung jawab atas pembuatan semua penghargaan yang diberikan, termasuk Palme d’Or yang ikonik. Bagi Caroline Scheufele, Palme d’Or bukan hanya sebuah penghargaan, tetapi simbol kecintaannya terhadap seni film dan komitmennya terhadap kemewahan berkelanjutan.
Proses yang Penuh Dedikasi
Membuat Palme d’Or bagaikan sebuah pertunjukan balet yang indah. Diperlukan ketekunan, kesabaran, dan keahlian luar biasa untuk menghasilkan karya seni yang begitu istimewa. Proses pembuatan Palme d’Or memakan waktu tidak kurang dari 70 jam kerja. Dipercayakan kepada seorang pembuat perhiasan terampil, seperti konduktor orkestra, yang memimpin tim enam pengrajin untuk memastikan konsistensi dan kualitas terbaik. Perjalanan Palme d’Or dimulai dari 118 gram emas etis bersertifikat Fairmined, yang menjamin asal-usulnya yang bertanggung jawab dan berkelanjutan. Di tangan terampil para pengrajin Chopard, emas ini diubah menjadi sebuah mahakarya yang memukau.
Proses pembuatan Palme d’Or melibatkan berbagai teknik dan operasi yang rumit, mulai dari persiapan cetakan dengan teknik “pengecoran lilin hilang”, peleburan logam dalam tungku panas, hingga pemangkasan, pembersihan, pemolesan, dan perakitan. Setiap langkah dilakukan dengan presisi dan ketelitian tinggi untuk menghasilkan Palme d’Or yang sempurna. Hasilnya adalah sebuah objet d’art yang luar biasa, perpaduan sempurna antara bentuk dan substansi. Di balik setiap Palme d’Or yang berkilauan, terdapat kisah dedikasi para pengrajin Chopard. Emosi dan kecintaan mereka terhadap seni film terpancar dalam setiap detail, menjadikan Palme d’Or lebih dari sekadar penghargaan, tetapi sebuah karya seni yang tak ternilai.