Perubahan drastis terjadi di rumah mode Lanvin, perubahan yang ‘wow’ lumayan memberatkan bagi distributor yang sudah lekat dengan established customers. Dari kota Paris, koleksi terbaru Lanvin untuk spring/summer 2020 menampilkan sesuatu yang berbeda mood, berbeda selera. Tampak terjadi perubahan sasaran pasar, dari pakaian yang diciptakan untuk kalangan humble bourgeois yang sudah dibangun oleh Alber Elbaz, menjadi pakaian yang lebih cocok untuk komunitas Coachella, kaum yang tidak terlalu mementingkan styling dan aksesori, yang penting easy, tabrak gaya, have fun go mad, dan tahan untuk nge-live 3 konser musik dalam satu hari. Memang tidak hanya Lanvin yang menurunkan usia target market, jenama fashion lain seperti Chanel, Dior, Fendi, dan Louis Vuitton juga melakukan hal yang sama dan menjadi muda, namun mereka selalu berhasil menjaga level bourgeois setiap elemen rancangan bertahan di dalam arena. Manufer desain Bruno Sialelli, desainer untuk rumah mode Lanvin kali ini, cukup mencengangkan.
Peminat Yang Harus Dicari
Koleksi dimulai dengan rancangan serba fine finishing, berupa atasan putih model cape yang menjuntai di bagian belakang dikenakan dengan celana pendek hitam. Kemudian outerwear dengan bagian ujung lengan dan hemline memiliki bagian mengekor, bagian yang diciptakan untuk disimpulkan namun dibiarkan ‘terkewer-kewer’, menggemaskan, pingin digunting saja. ‘Keweran’ ini masih ditambah lagi dengan ikat pinggang yang ujungnya menjuntai panjang sampai ke mata kaki, yak benar, ide styling yang tenar dari jenama Off White, yang sudah muncul di Off-White menswear fall 2017, 17 season yang lalu (yang bahkan di Indonesia saja belt menjuntai ini sudah muncul dan ‘Ngoff-White’ di jenama Dian Pelangi). Seri oversize jaket, trench, dan overcoat nya lumayan apik, bentuk lengan yang melengkung sepertiga lingkaran pada jas-jas longgar paling keren di antara yang lain. Koleksi diakhiri dengan tube dress dan pencil skirt tabrak motif berdetail serut padat merayap, serutan membuat tabrak motif menjadi tampak abstrak tak terkendali, belum cukup juga, pada ujung serutan masih terdapat lagi tali putih penyerut kerut, yang terkewer-kewer tidak elegan. Tapi, bukan berarti rancangan Bruno Sialelli ini tidak ada peminatnya, pasti ada, namun harus dicari.
Foto: Guillaume Roujas for NOWFASHION