Di akhir dekade 90an, mencuatlah seorang desainer bernama Helmut Lang, rancangan-rancangannya didasari oleh elemen-elemen pakaian basic seperti kemeja, tank top, tank dress, celana berpipa lebar, dan kaos, tetapi elemen-elemen ini diprovokasi menjadi extraordinary karena mereka dibuat penuh sematan taktis seperti unsur dekonstruktif, asymmetrical, layer transparasi yang rapat, pembebatan ketat bagai perban, dan lilitan-lilitan antah berantah elegan dengan ujung yang terjurai. Rancangannya menakjubkan dengan tingkat daya pakai yang sangat tinggi (biasanya rancangan yang over creative, ya daya pakainya rendah dah), dan tetap high-fashion. Lalu Helmut Lang mundur dari fashion universe di tahun 2005, ia semacam habis dibabat oleh kekuatan fast fashion, yang bergerak bagai bah, men-copy ide-ide Helmut.
Dari finalis LVMH Prize 2020 menjadi Creative Director Helmut Lang
Dari New York Fashion Week koleksi spring/summer 2024 kali ini, nama Helmut Lang bangkit dengan potensi cemerlang yang siap berkibar kembali. Tetapi bukan Helmut Lang yang duduk di meja kreatif. Lalu siapa? Dialah Peter Do, nama kecil yang diam-diam sudah mengantungi pengalaman yang sangat menjanjikan keberhasilan. Peter Do (lahir di Vietnam) adalah alumni Fashion Institute of Technology di New York. Tahun 2020 Peter Do menjadi finalis ajang LVMH Prize yang sangat bergengsi. Pada publikasi para finalis, Peter Do satu-satunya yang memajang foto cuma tengkuknya doank, itupun ia mengenakan sweater turtle neck yang tinggi dan topi, sementara finalis lain memajang wajah layaknya foto finalis pada umumnya. Peter Do pernah bekerja dalam tim kreatif Celine era Phoebe Philo. Untuk Helmut Lang ini, Peter sungguh berhasil berpijak pada DNA si Helmut Lang, kreatif kandas dalam paga minimalisme. Sweater, kemeja, dan T-shirt, digarap dengan kejutan cutting dan wording, band simpul yang terjurai ala Helmut Lang, dibesut lebih stand out, berwarna kontras tinggi. Peter Do membuat mood 90s Helmut Lang menjadi berpendar di era Gen Z.
Foto: Courtesy of Helmut Lang
