Apa yang spesial dari koleksi Burberry fall/ winter 2019/ 2020 pada 17 Februari lalu? Selain ini adalah presentasi kedua dari Riccardo Tisci selama menjabat sebagai direktur kreatif, era baru Burberry tampaknya baru terlihat jelas disini.
Tisci membuat dua koleksi dengan gaya yang berbeda. Kontras. Untuk kaum generasi pengguna street fashion dan kaum professional. Yang mana keduanya ini merupakan inspirasi dari kontrasnya masyarakat London dalam berpakaian. Gaya apa saja bisa ditemukan dimanapun. Termasuk venue show yang juga dibuat kontras. Ruangan dibagi menjadi dua bagian ambiance. Ruang pertama seperti ruang VIP dengan arm sofa single seater yang empuk dan bergaya minimalis. Sementara ruangan kedua dengan dekor bergaya jalanan industrial lengkap dengan pendukung kameo yang sibuk memanjat dinding dan berseru-seru.
Koleksi street fashion kaya dengan berbagai jaket puffy bermotif kotak-kotak Burberry, sweater rajut, celana pendek, trench coat, parka, training suit dan sneakers. Semua hadir dengan dominasi warna coklat camel khas Burberry yang dikombinasikan dengan merah bendera Inggris, baby blue dan oranye. Sungguh kombinasi warna yang sangat menarik.
Namun ada kontroversi di bagian koleksi ini. Salah satu model, Liz Kennedy, yang memakai jumper hoodie merasa kecewa dengan pakaian yang dipakainya. Jumper tersebut memiliki tali pada bagian depan (yang sebenarnya normal) namun dengan simpul/ ikatan yang mirip dengan bentuk jerat. Dan Burberry lewat Marco Gobbetti, CEO Burberry sudah meminta maaf atas hal ini. Walaupun sebenarnya tali tersebut dimaksudkan dari inspirasi marine atau pelaut.
Di babak kedua, gaya preppy professional khas Londoners terasa sangat kental. Inovasi trench coat dalam berbagai potongn panjang dan pendek, jaket flanel dan stelan jas baik untuk wanita dan pria. Sekali lagi, gaya tailoring hadir lebih banyak disini. Jaket dan stelan jas (suit) terlihat tegas dengan konstruksi tailoring yang rapi dan sleek. Shift dress dan kemeja yang dipadankan dengan rok tampak banyak dengan warna-warna pop up diantara dominannya warna camel. Hijau, cobalt blue hingga pink koral. Tisci mengaduk semua warna dengan apik dan harmonis.
Permainan motif monogram baru TB tampak juga hadir dengan font super besar pada motif-motif trench coat, scarf hingga pakaian. Dipadankan secara acak dan tabrak motif dengan motif kotak-kotak Burberry yang legendaris. Bahkan motif kotak-kotak lain dengan warna berbeda terlihat hadir dalam bentuk patchwork pada jaket puffy.
Total look yang ditampilkan adalah 100 look dan semunya adalah Burberry era kini dengan campuran berbagai kultur dan gaya masyarakat London. Dan disini juga terlihat kepiawaian Tisci dalam membaca trend dan pasar yang cenderung mulai merubah haluan dari gaya high street fashion ke preppy tailoring.
Foto: Burberry