Schiaparelli, di bawah arahan kreatif Daniel Roseberry, selalu membuat Paris Fashion Week menjadi powerful, rancangannya mampu membuat tercengang, dengan dahsyatnya meleburkan pakaian sehari-hari seperti polo dan baju renang, menjadi berdesain futuristik, berkonsep exaggeration, dengan hasil akhir gala super fahion. Di sisi lain, saat dunia mode sedang asik dengan estetika “quiet luxury” yang understated, Schiaparelli bebas melenggang dengan sesuatu yang lebih eksentrik dan individualistik. Roseberry menunjukkan bahwa ia menguasai strategi tersebut dengan sebelah mata. Koleksi ready-to-wear spring/summer 2025 Schiaparelli ini mencerminkan visi berani dan ekstrovert.
Marwah Joan Collins dan Grace Jones untuk spring/summer 2025
Eksplorai desain koleksi ready-to-wear ini menggambarkan perpaduan antara warisan surrealistik Elsa Schiaparelli dan visi berani Roseberry yang lebih modern dan eksperimental. Roseberry mencoba mengkasualkan keanggunan haute couture. Siluet era tahun 80an yang power dressing, semakin dimaksimalkan secara luar biasa, atasan dengan garis baru yang lebar dilebarkan lagi dengan ilusi korset yang sangat kecil. Pada bagian depan atasan terdapat simpul yang ukurannya juga masive, lalu dikontraskan dengan rok mikro mini, hasilnya seperti menjayakan kembali marwah Joan Collins dan Grace Jones, tetapi lebih striking.
Selebrai dan ekstrovertkan hidup kita
Perhatikan detail tekstur yang sculptural, juga gaun bodycon mesh biru dengan simpul-simpul yang membentuk kepangan panjang, hingga gaun rajutan dengan strip suede berkilau, sangat menarik untuk dipandang-pandang. Sentuhan eksentrik pun terasa hingga ke aksesori, sepatu babouche dengan cincin emas pada bagian jari adalahi selebrasi jiwa berestetika dan kesenangan fashion. Kalau diperhatikan koleksi ini juga penuh dengan paduan eklektik yang tidak terikat pada satu pakem tertentu. Dari zebra stripes, denim suit berkerah ruffle gila, baju renang yang berpinggul drapery halus menjadi pencil skirt, blus putih oversized berlengan puff dan berilusi struktur korset, hibrida polo shirt dan korset yang menyatu dengan rok mini, ironisnya rok mini tersebut seperti selembar kain yang panjaaang yang melintir di pinggul kanan, kemudian sisa ujung panjangnya dikepang, lalu digenggam bagai menbawa cambuk.