Ian Griffiths, direktur kreatif Max Mara, memberi judul ‘1951’ untuk koleksi Max Mara fall 2021 ini. Bagi Max Mara, angka tersebut bukan angka sembarangan, ini adalah tahun tuan Achille Maramotti memberanikan diri membangun jenama Max Mara, waktu itu keadaan mulai berangsur-angsur membaik dari kondisi Perang Dunia II, ia melihat mulai banyak wanita-wanita tidak lagi berdiam diri mengurus rumah tangga, mereka bangkit berprofesi, bekerja menjadi notaris, dokter, pengacara, dan menciptakan bisnis sendiri. Achille memperhatikan perkembangan mereka, karir mereka meningkat pesat. Mereka-mereka inilah alasan Achille mendirikan Max Mara, satu jenama fashion yang mengkhususkan diri untuk menciptakan pakaian-pakaian wanita profesional. Hampir 70 tahun kemudian, kode Max Mara ini berhasil dipertahankan, malah semakin mantap di tangan Ian Griffiths yang terus melakukan eksplorasi dan serapan untuk memperkaya penampilan wanita-wanita profesional yang ditargetkan.
Dominasi Outerwear Sebagai Pelindung Wanita Profesional
Max Mara 1951 mengarahkan pandangan ke Britanic style, menyerap sesuatu yang eksentrik dari kultur orang-orang Brit klasik berpakaian, menjadikannya pakaian power dressing untuk musim gugur 2021. Warna camel sebagai signature Max Mara tetap dipertahankan, disandingkan dengan warna hijau pekat, hitam, dan cappuccino. Sekawanan outerwear seperti cape coat, trench, pea coat, biker dan bomber, dibuat oversize dengan garis bahu yang ramping. Bagian lengan biker yang biasanya dikencangkan dengan rib band, kali ini dibiarkan besar dan lebar sehingga ketika dipakai bisa digulung dengan stylish. Aran sweater (sweater khas Irish) terbuat dari cashmere seberat 1,5 kg, dikenakan dengan rok pleats ber-layer sifon transparan. Outer unggulan Max Mara, teddy-bear coat, tampil hangat maksimal. Serapan British lain adalah penggunaan motif kotak-kotak tattersall yang klasik.
Foto: Max Mara