Di Room4Dessert di Ubud, menu tak sekadar berubah—ia berevolusi. Seperti yang dituangkan dalam menu terbarunya; “Season 19: Fight Club”. Rangkaian 15 menu baru yang menjanjikan sebuah perjalanan kuliner yang berani dan menggelitik indra. Siapa yang tak kenal Room4Dessert, restoran berkarakter intim yang dikelilingi hutan kecil nan rimbun, milik Chef Will Goldfarb ini, kini mengundang Anda untuk menyelami babak baru sebuah cerita kuliner yang terdiri dari ragam hidangan hasil olahan bahan-bahan lokal terbaik dengan inspirasi global, menawarkan sebuah pengalaman makan yang unik yang tersedia selama enam bulan.

Memadukan keberanian dan ketepatan, “Season 19: Fight Club” bukan sekadar tasting menu, melainkan sebuah perjalanan filosofis yang atraktif dan berani mempertanyakan seperti apa sejatinya hidangan penutup itu. Makanan-makanan yang ditampilkan mencerminkan komitmen Room4Dessert atas keberlanjutan dan sumber daya lokal, memanfaatkan bahan-bahan yang diambil dari kebun mereka
sendiri serta pasokan produsen lokal.
Perjalanan dimulai, sebagaimana mestinya sebuah cerita yang bagus, dengan dasar yang kokoh dan paduan natural wine yang lezat atau minuman apapun yang menyertainya. Lima makanan gurih pertama membuat suasana menjadi semakin hidup. Lak Lak, sebuah hidangan yang menghormati tradisi Bali tapi membalikkan ekspektasi. Tuna Yudi, sebuah penghormatan atas legenda-legenda lokal berupa olahan tuna segar yang diawetkan disajikan dengan air nira melon “ponzu.”
Black Heart merupakan sebuah penganan yang lembut dengan cita rasa umami yang intens dan elegan. Roman artichoke yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang lebih gelap. Prawn Praline, versi baru udang dengan pasta praline dari Jordi Villa mencerminkan keahlian dalam kerendah hatian dan memori. Duck Betel hadir dengan rasa membumi dan rempah, dimasak dengan gaya Lower Amoy Street,
tetapi dengan sentuhan baru.
Babak II beralih ke wilayah yang lebih manis, tetapi Room4Dessert tidak main aman dengan gula. Ia mengubah ritme. Membangun ide-ide baru—secara satu per satu. Canang Sando bukan sekadar hidangan penutup. Melainkan sebuah ritual, pemberontakan. Kue kelapa, krim tlengis, dan mulberry berlapis sebagai persembahan yang hening. Jamu merupakan sebuah tradisi yang ditulis ulang.
Ramuan herbal Indonesia, dilunakkan, dimaniskan, dan terlahir kembali khusus untuk Anda—sebagai obat untuk indra penglihatan dan jiwa. Raspberry HK muncul dengan kontras—gelato wijen hitam, nougatine yang renyah dan lengket, sedikit raspberry segar. Tidak ada rasa yang mudah ditebak, hanya presisi yang tajam. Semenara Pandantone Perdu membalik naskah tentang roti panggang Prancis: roti goreng pandan, mutiara sagu, dan percikan markisa. Manis, tajam, memuaskan. Kemudian, jawara penutupnya: Coulant—sebuah jawaban dari kami atas kue cokelat hangat. Lupakan bahan yang diinfus kopi. Ini merupakan wujud baru dari kopi yang bercita rasa cokelat, gelap, kaya, dan disengaja dengan sorbet daun jeruk nipis dan jamur tuille yang menantang. Panas dan dingin. Lembut dan tajam. Sebuah sajian terakhir sebelum ronde berikutnya.
Babak terakhir merupakan momen di mana hal-hal menjadi lebih menyenangkan, bahkan di luar nalar. Kakigori hadir bagai hujan salju di atas asam—es serut yang menyembunyikan rahasia, lembut tetapi membuat berpikir. Mataharmesan menghadirkan emulsi daun kopi parut yang damai tapi menghantui. Rawon Marshmallow datang mengejutkan: sebuah camilan api unggun yang diciptakan ulang menggunakan elemen rawon dan Toblerone. Lalu datang Fries Shake—menembak langsung ke rasa ingin tahu di masa kecil tentang pertanyaan berandai-andai. Menyenggol pikiran apa yang benar dan salah.
Menu Season 19 tersedia hingga September 2025. Harga yang ditawarkan variatif, tergantung pada pilihan pairing minuman Anda. Unpaired Tasting dipatok Rp1.090.000++ per orang. Spiritless Tasting ditawarkan seharga Rp1.290.000++. Sedangkan Spirited Tasting dibanderol Rp1.540.000++ dan Rp1.890.000++ untuk Natural Wine Tasting.