Bandar udara atau airport, tempat dimana semua orang dari segala penjuru dunia bertemu. Datang dan pergi, singgah dan berdiam. Siapa saja, kenal atau tidak kenal, teman, saudara, paman, tante, tua dan muda, dari Timur dan Barat, Selatan dan Utara, hingga berbagai ras. Bandara udara merupakan tempat yang tepat untuk merepresentasikan koleksi Louis Vuitton Cruise 2020 kali ini. Louis Vuitton adalah perjalan dan menemukan tempat baru, eksplorasi hingga ekspedisi.
Itulah yang menjadi acuan utama Nicolas Ghesquiere dalam mengolah koleksi cruise 2020 yang digelar tadi pagi, 9 Mei, waktu Jakarta, di bangunan TWA Flight Center, bandara udara JFK, New York. Bangunan ini sudah 20 tahun tidak dipakai dan kini telah selesai direnovasi untuk siap difungsikan kembali. Dan New York memiliki keragaman berbagai kultur antara modern dan tradisi. Disini Ghesquiere mencoba mengolah budaya Amerika dengan craftmanship Prancis dengan format traveling.
Siluet tailoring sangat kental dalam koleksi ini. Berbagai struktur jas yang dimodifikasi hadir dalam bentuk jaket bomber dan coat panjang. Dengan padanan rok mini atau celana berpipa lurus. Ghesquiere yang senang bermain dengan siluet ramping menambahkan berbagai elemen kelepak di bagian leher hingga lengan. Pola-pola rumit pada atasan dengan teknik cut-out menjadi bintang ditambah material yang memang terlihat mahal. Bustier ditampilkan sangat kasual jauh dari kesan gala yang formal, ini akibat elemen tambahan pada pundak yang berbentuk rimple dan jatuh dengan lembut di dada. Gaun terusan mini dengan potongan miring asimetris sepertinya menjadi idaman baru.
Secara keseluruhan, tampilan ini bisa memberikan efek feminin tapi juga efek maskulin. Mood yang kuat dari era 80-an adalah kunci styling pada seuluruh koleksi, terlihat pada make-up dan gaya hair do rambut keriting mengembang khas Farrah Fawcet dan Diana Ross. Warna lipstik yang merah tegas dan sapuan perona pipi hingga kebatas mata yang diberi eye liner hitam tegas. Bahkan terlihat sesekali seperti percikan gaya David Bowie ketika manggung.
Aksesoris tentu saja menjadi perhatian utama. Tas tangan dengan bentuk potongan atap Chrysler Building dengan warna perak adalah kontribusi kota New York untuk koleksi ini. Tas Alma dan Speedy hadir dengan material baru dan hampir semua koleksi mengenakan sepatu boots. Tidak ada lagi terlihat gaya street fashion dengan sneaker dan tas yang diselempangkan di dada. Ini saatnya memasuki era baru, era tailoring. Era dimana setiap orang ingin terlihat berbeda dan mengerti arti gaya individu.
Foto: dok. Louis Vuitton