Ria Miranda kembali melakukan aksi fashion yang mengesankan, bagaikan Yves Saint Laurent dulu berkolaborasi dengan seniman Piet Mondrian di tahun 1965, kini Ria Miranda berkolaborasi dengan seniman muda spektakuler, seniman rajut crochet bernama Mang Moel. Di Indonesia sendiri, kolaborasi desainer mode dan seniman bukanlah hal yang baru, namun kolaborasi antara modestwear dan seniman tenar belum pernah tergaungkan. Apalagi kolaborasinya dipamerkan bersama di dalam satu galeri seni yang mapan, D’Gallerie di Jakarta Selatan. Pameran instalasi berjudul ‘SEANERGY’, yang maksudnya langsung terpahami, sebuah ‘sinergi’, menghadirkan kerjasama fashion dan art, yang berkaitan dengan laut yang lembut tetapi powerful. Mang Moel yang selalu mewujudkan indahnya biota laut dari kinerja rajut crochet. Sementara Ria Miranda, selalu menciptakan desain lembut melambai tetapi solid dalam siluet.
Sejak setahun lalu kini menjadi sajian instalasi
“Saya sudah lama memperhatikan karya-karya Mang Moel,” ujar Ria Miranda di lokasi pameran. “Mulai tahun lalu kami bertemu dan membahas kemungkinan kolaborasi ini.” Mang Moel mengatakan, ini kali pertama baginya berkolabari dengan jenama modestwear. Ia pun menciptakan karya biota yang terpampang di dinding-dinding D’Gallerie, dengan latar belakang blok berwarna kuning dan fuchsia. Seperti biasa, karya Mang Moel selalu membawa positive vibe yang fun, pop, kita terbawa tenang, seperti di dasar laut bersama aneka terumbu berpermukaan crochet yang menggemaskan, ganggang-ganggang laut yang statik tetapi bersulur menjalar ke berbagai arah. Di dinding, Mang Moel juga membuat karya yang berdiri di tengah ruangan, seperti gundukan terumbu lengkap dengan ganggang yang terburai. Selain karya-karya tersebut, Mang Moel untuk pertama kalinya membuat biotanya dalam bentuk doodle, yang kemudian oleh Ria Miranda ditransfer menjadi motif pada bahan.
Dari Rijkmuseum, New York, hingga etalase Hermès
Untuk mengimbangi Mang Moel, Ria Miranda menciptakan desain yang bermain layer, lengkap dengan ruffle dan frill, lalu gelombang-gelombang pada baju panjang dan juga pada modifikasi trench coat dari bahan transparan yang bagian pinggangnya diikat ketat. Efek biota juga tampil ke bentuk embroidery pada bahan, juga pengembangan motif menjadi pop art yang dibuat oleh tim desain Ria Miranda. Ikan-ikan kecil berwarna kuning, salah satu karakter dalam dunia Mang Moel yang Bernama ‘Iwak’, dijadikan kancing-kancing kecil diujung lengan, kuning kecil dan centil di atas bahan yang sama sekali tidak ada warna kuningnya. Di tengah jenama-jenama modestwear yang kini semakin powerful, langkah kolaborasi Ria Miranda ini sangat mendorong value kreativitas lokal. Indonesia masih memerlukan hal ini. Apalah artinya powerful kalau akhirnya terlupakan dalam waktu karena kemampuan imajinasi mediocre dan berkarya sebatas mimicking fashion. Minim imajinasi yang berdimensi cerita, apalagi yang mau merangkul local dreamer. Memang ini tidak mudah, dan lebih mudah ber-fashion show ke Eropa atau ke negeri Paman Biden sembari menumpahkan devisa jauh di sana. Oh ya, kreatifitas ke alam seni rupa pernah juga dilakukan oleh Ria Miranda di tahun 2019, kala itu ia membuat koleksi yang terinspirasi dari pakaian orang-orang yang ada di dalam lukisan-lukisan bersejarah di Rijkmuseum, Amsterdam. Mang Moel sendiri adalah seniman yang sudah diperhitungkan di Asia, ia sudah berpameran di New York, Fukuoka, Perth, Melbourne, California, dan menghiasi etalase di butik Hermès di Shanghai dan Singapura, dan Seoul.