Lokasi yang berbeda, model lawas dan multi ras, digital influencer dan warna neon. Lima elemen tersebut hadir pada presentasi wanita Prada untuk koleksi musim gugur/ dingin 2018 mendatang, tadi malam (22 Februari) di Pekan Mode Milan.
Lokasi yang biasanya berada di Prada S.P.A, Via Fogazzaro kini berpindah tempat ke Fondazione Prada Kompleks di Via Giovanno Lorenzini. Kompleks ini terdiri dari kantor pusat, museum dan yayasan yang dibuat Miuccia Prada dalam pengembangan perusahaan ritel paling sukses di Italy ini.
Amber Valetta, model seniorAmerika hadir menjadi model pada presentasi ini. Bersanding dengan model kekinian Kaia Gerber, supermodel Liu Wen, Fei Fei Sun dan Sasha Pivovarova. Show dibuka oleh model berkulit hitam, Anok Yai, yang berkebangsaan Sudan. Show yang kaya akan ras manusia ini benar-benar sadar akan issue sosial yang beredar saat ini. Walaupun sebenarnya Prada sudah memakai berbagai ras model sejak tahun 1995. Dan ini merupakan salah satu bukti konsistensi Prada dalam memakai model yang beragam untuk presentasi show bahkan keperluan iklan.
Sementara untuk awareness yang relevan dengan “jaman now” Prada menggunakan digital influencer. Seorang model fiksi yang hanya eksis di dunia maya, Miquele. Model digital ini memiliki followers sebanyak lebih dari enam ratus ribu di Instagram dan memiliki wajah layaknya animasi Jepang. Miquela pula yang mengumumkan emoji gif Prada yang sudah bisa digunakan pada aplikasi Instagram.
Mengikuti emoji gif ini, yang mengandung warna-warna neon dalam bentuk gambar sepatu, robot, pisang dan logo Prada yang pernah digunakan pada koleksi sebelumnya. Hadir kembali pada koleksi musim gugur/ dingin 2018 ini. Namun dengan warna yang berbeda, nuansa neon. Teknik tye dye juga menggunakan warna-warna neon terang yang padukan dengan warna gelap agar terlihat kontras.
Reinkarnasi logo-logo lawas ini seakan ingin memberi tahu, bahwa pengulangan pada fashion adalah hal yang biasa. Namun dengan format yang berbeda akan memberikan penampilan yang berbeda dan relevan pada saat kapan saja. Dengan begini, logo lawas Prada tersebut tidak lagi terlihat “ketinggalan jaman”, namun berubah menjadi sesuatu yang klasik.
Foto. Dok Indigital.tv. Feature image : Sonny Vandevelde