Asmara Abigail kembali bersinar, kali ini literally bersinar, dengan kreatifitas yang berada di ranah design. Asmara meluncurkan satu set lampu meja yang di beri nama ‘La Luce di Asmara’ yang artinya adalah Cahaya Cinta. Lampu ini handmade, berdesain minimalis ala post-modernisme, berdiri di atas 3 kaki, di peluk dengan bahan transparasi keunguan yang terbuat dari sawdust waste (serbuk gergaji). Asmara tidak sendirian dalam menciptakan lampu ini, ia berkolaborasi dengan teman lama ketika ia bersekolah di Milan. Namanya, Adin Ibrahim, lahir di Surabaya, seorang desainer interior dan arsitek, dengan gelar master dari Politecnico Milano; universitas design no. 6 terbaik di dunia yang menghasilkan arsitek- arsitek genius di abad 20, yaitu; Renzo Piano, Franco Albini, Achille Castiglioni, Franca Helg, Ernest Nathan Rogers, dan Aldo Rossi.
Adin dan Asmara bertemu untuk pertama kalinya di Milan tahun 2017, lalu perjalanan pertemanan mereka berbuah kreativitas ketika pada bulan September 2023 mereka memutuskan untuk berkolaborasi untuk membuat sesuatu. Lampu La Luce di Asmara lahir dari kecintaan pada kejenakaan dan gaya desain tahun 1970an di Italia, saat itu memang merupakan periode Italia yang berjaya dengan rancangan-rancangan eksperimental dan rebellious. Warna ungu yang elegan dan misterius tentu pilihan Asmara, mewakili jiwa yang selalu penuh passion dan sophisticated dalam berekspresi. Selainn itu, warna ungu akan bersemburat menjadi pink ketika diterobos cahaya, dan pink adalah warna…, Anda tahu kan? Adin sekarang bekerja di Jakarta dengan personal portfolio yang bisa dilihat di @punaka.id dan @jenara.design. La Luce di Asmara dibuat terbatas, tersedia 3 varian, dan masing-masing hanya dibuat 7 lampu saja.