Ketika kita berpakaian dan merasa aman karena kancing-kancing, zipper, dan tarikan zipper sudah bekerja dengan benar, kita pun melenggang keluar setelah menyembunyikan keluarga kancing dan zipper tersembut. Sepertinya keberadaan mereka tiada, ‘tugas lo udah beres, ngumpet sana!’. Kasihan, jarang sekali ada yang mau merayakan betapa pentignya keberadaan mereka. Nah, tibalah sang pahlawan fashion, Nicolas Ghesquière, Creative Director rumah mode Louis Vuitton, tampil membela komponen esensial ini. Nicolas memperbesar komponen ini sampai ke ukuran yang hampir impossible, mungkin lebih dari 500% dari ukuran aslinya. Kepala zipper raksasa diletakkan pada cropped-top putih dan rok pendek putih, zipper yang langsung membuat perasaan aman berlipat triple ganda, kancing-kancing metalik yang diameternya sebesar lingkaran gelas, super menenangkan karena patilah mereka tidak akan mudah copot. Selain kancing dan zipper, Nicolas juga mengulik komponen-komponen pengaman leathergoods dan trunk Louis Vuitton, mereka adalah buckle ikat pinggang, kunci metal dan tag dari tas-tasi tangan, dan juga clasp dan sudut metal dari peti traveler (trunk). Semua elemen ini berada di antara rancangan-rancangan bergaya futuristic dari era tahun 60an, dengan bahan-bahan kontras seperti leather, lace, tulle, tweed.
Syahmedi Dean
Syahmedi Dean adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku dan juga seorang jurnalis Mode dan Seni. Ia sudah meliput London Milan Paris Fashion Week sejak tahun 2000. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Isntitut Seni Indonesia Yogyakarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian memulai karir jurnalistik di majalah Femina tahun 1996, lalu berturut-turut menapak naik ke media-media terkemuka nasional seperti majalah Harper’s Bazaar Indonesia, majalah Dewi, majalah SOAP, Harian Media Indonesia, dan majalah Estetika. Dengan segenap perjalanan karirnya, kini ia menjadi Co-Founder dan Editorial Director LUXINA.