Kyle Vogt bukanlah seorang pengendara yang andal. Dia adalah tipe pria paruh baya yang suka memegang kemudi hanya dengan satu tangan. Buruknya lagi, ia lebih fokus kepada topik pembicaraan dengan teman disampingnya daripada ke jalan raya. Sebuah kebiasaan yang sudah dilakukannya sejak muda.
Hingga pada suatu hari di akhir September, ketika melewati sebuah jalanan dekat dengan San Fransisco, sebuah mobil dengan kecepatan tinggi melesat melewati sisi kanannya. Tanpa diduga, Vogt yang kaget reflek membanting setir ke kiri dan menginjak pedal rem karena hampir saja menabrak sebuah pohon besar di tepi jalan. “Hampir saja,” ujarnya sambil tertawa keras.
Kini, Vogt mengemudi dengan sangat hati-hati. Tak hanya itu, ia bahkan berhasil mencipta sebuah kendaraan yang mampu membuatnya berkendara dengan sangat hati-hati. Ya, bersama perusahaannya Cruise Automation, di awal 2015, ia menjadi orang pertama yang menjual kendaraan yang telah menyematkan teknologi otonomos, sebuah teknologi yang memungkinkan mobil untuk berjalan secara otomatis.
Pada sebuah jalan raya di Highway 101, Amerika Serikat, hanya dengan menekan sebuah tombol, mengatur laju gas dalam kecepatan 60km/jam, Vogt melepas laju kemudi, memundurkan kursi dan menatap mata orang disampingnya dan berbicara dengan lebih leluasa karena mobil yang dikendarai mampu berjalan sendiri tanpa dikemudikan.
Sebuah keberhasilan yang menarik perhatian General Motor (GM) untuk kemudian membeli saham Cruise Automation di Mei 2016 senilai satu juta dollar Amerika. Seperti banyak perusahaan besar lainnya Tesla, Google, Ford, Audi atau BMW, GM memang berupaya keras untuk mampu mencipta sebuah revolusi teknologi dalam dunia otomotif masa depan dengan mencipta dan memproduksi secara masal mobil berteknologi otonomos.
Visi Futuristik yang Tercipta Sejak Lama
Tahun 1920 adalah masa di mana ide mengenai kendaraan otonomos untuk pertamakalinya diperkenalkan di dunia otomotif. Ide ini terus bergulir hingga 1950 dan memasuki tahapan percobaan yang menemui berbagai kegagalan. Lantas ide ini tertuang ke dalam berbagai konsep robot, kendaraan tanpa awak atau drone dan berbagai sarana transportasi lain. Hingga akhirnya mobil pertama yang benar-benar berhasil menyematkan teknologi otonomos tercipta untuk pertamakalinya pada 1980.
Sejak itu, perkembangan mobil berteknologi otonomos terus mengalami perkembangan pesat di bawah Eureka Prometheus Project. Kini setelah hampir 36 tahun, para produsen mobil seakan berlomba untuk memasuki era kendaraan masa depan dengan mencipta prototipe dari mobil berteknologi otonomos.
Meski masih mencipta banyak tantangan dan kontroversi, otonomos terus mengalami perkembangan teknologi yang signifikan. Mulai dari sistem keamanan bagi para pengendaranya hingga keselamatan pejalan kaki. Kegunaan sabuk pengaman, memperkuat bodi mobil dengan lapisan-lapisan tertentu, sistem perangkat lunak hingga proses perijinan di kota-kota besar, adalah beberapa hal yang terus dikembangkan guna mempermudah laju otonomos menjadi kendaraan resmi. Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China baru ini bahkan merancang peraturan pemerintah terkait uji mobil otonomos. Tujuannya adalah jelas untuk mendorong para produsen dalam membuat kendaraan otonomos yang aman.
Siapa yang Akan Menjadi Pemenang
Apakah otonomos akan mengubah dunia transportasi kita? Bisakah mobil otonom menggantikan angkutan umum? Apakah dengan keberadaan mereka membuat kota kita menjadi lebih baik dan aman? Lantas mulai kapan sebenarnya kita bisa menikmati teknologi ini di jalan raya? Ragam pertanyaan tersebut mungkin ada dibenak Anda. Dan tentunya memerlukan waktu untuk menjawab pertanyaan tersebut.
“Saya pikir kita tidak akan melihat mobil otonomos akan mengambil alih kota dalam jangka waktu dekat,” ujar Mark Reuss, Kepala Pengembangan Produk GM. Ia melanjutkan, perkembangan otonomos hanyalah sesuatu yang “keren”, sama seperti Volkswagen kala memperkenalkan Beetle.
Namun realita berkata lain, Google dan Fiat Chrysler Automobiles (FCA) yang secara resmi berkolaborasi memproduksi mini van atau kendaraan multi guna (Multi Purpose Vehicle/MPV) dengan teknologi otonomos. Kedua perusahaan itu, dalam waktu dekat akan menguji sekitar 100 MPV hibrida (hybrid), yakni Chrysler Pacifica yang ditargetkan bisa dijual mulai akhir tahun ini. Tugas FCA, ialah memproduksi mobilnya, sedangkan Google menginstal perangkat lunak pada teknologi otonomos. “Setelah mobil diproduksi, tugas kami menginstal software, termasuk sensor autonomous,” tulis Google dalam pernyataan resminya.
Prediksinya dalam dua dekade dari sekarang, mobil yang dikendalikan tanpa pengemudi sudah “umum” beredar di jalanan. Bahkan analisis IHS Automotive mengungkap, pada 2025 harga mobil-mobil otonomos setara dengan “mobil murah”.
Lebih jauh ancaman larangan bagi manusia untuk mengemudikan mobil bisa terjadi jika teknologi otonomos telah terbukti aman. Ungkapan ini disampaikan oleh miliarder muda sekaligus bos Tesla Motors Elon Musk dalam sebuah konferensi yang diadakan Nvida Corporation di San Jose, California.
Ya, siap atau tidak, perkembangan teknologi masa depan tidak akan terbendung. Dan tidak lama lagi, mungkin Anda akan segera menemukan teknologi otonomos yang tersemat ke dalam daftar mobil-mobil impian Anda.