
‘Pets’ alias hewan peliharaan memang menjadi hiburan tersendiri. Bagaimana jika hewan peliharaan nyatanya punya kekuatan super?
“The only creatures that are evolved enough to convey pure love are dogs and infants.” Demikian kata Johnny Depp, aktor franchise Pirates of the Carribbean.
Johnny bisa bilang begitu mengingat kebanyakan pria memilih anjing sebagai hewan peliharaan. Well, Dogs are man’s bestfriend.
Pada akhirnya, para pria bisa memiliki berbagai rupa hewan peliharaan aka ‘pets’. Ada yang memelihara kucing, burung hingga ular. Demikian halnya dengan wanita. ‘Pets’ menembus gender.
Jika ‘pets’ ternyata bukan sekadar pets belaka, tapi super-pets, bagaimana?
Perfecto!
Hewan peliharaan yang punya kekuatan super digali lebih jauh oleh DC Comics. Brand Legion of Super-Pets diluncur DC pada Februari 1962 lewat seri Adventure Comics #293. Ini hasil kreasi Jerry Siegel dan Curt Swan.
Tren superhero kencang dijawab DC dengan melahirkan DC League of Super-Pets ke dalam tontonan layar lebar. Super-Pets yang mengambil format film animasi 3D ini menjadi prasasti bahwa DC Comics selangkah ke depan dibanding kompetitornya, Marvel.
Mengingat Marvel ‘belum berani’ memaparkan film feature animasi di layar lebar. Mereka cenderung fokus mengekspos tokoh-tokoh superhero mereka lewat Marvel Cinematic Universe yang bersimultan dengan serial demi serialnya.
Dc League of Super-Pets dihadirkan DC Films dengan segenap hati.
Itu bisa terlihat tak hanya dari tampilan animasi 3D yang rapi dan clean, tetapi juga dari racikan plot yang punya nyawa.
Super-Pets menonjolkan karakter hewan peliharaan milik Superman, Krypto, sosok anjing yang ternyata sudah eksis sejak keberadaan awal si manusia Krypton.
Jika Anda selama ini bertanya-tanya, kenapa Superman atau Clark Kent tak punya sahabat atau hubungan bromance, film animasi 3D ini menjawabnya.
Dengan menawan, Super-Pets menggelar eksistensi Krypto (Dwayne Johnson) sebagai anjing peliharaan Superman/Clark Kent (John Krasinski). Kejenakaan Krypto mencuri perhatian rasa, karena dirinya merasa disisihkan saat mendapat ‘pencerahan’ kalau sang majikan pada akhirnya akan memilih pasangan hidup daripada dirinya.
Penjagaan Krypto pada sang majikan pun menggendur karena frustrasi, dengan adegan mellow khas anak remaja putus cinta. Sampai akhirnya sang Supey ‘hilang’ karena sosok antagonis yang tak terkira sekaligus tak disangka-sangka muncul.
Hilangnya Supey diikuti hilangnya deretan para anggota Justice League lainnya. Krypto yang tadinya lumpuh, perlahan-lahan mulai bangkit dan menggalang hewan-hewan lain menjadi tim Super-Pets sebagai penyelamat Justice League.
Plotnya sebenarnya simpel, tapi penulis skrip (tak disangka-sangka) bisa memainkan emosi penonton (dewasa) dengan menyajikan poin sepele ‘bahwa munculnya sosok tertentu dalam hidup, bisa membuat diri tersisih sedemikian rupa.’ Padahal ya, itu bicara tentang perubahan. Kebanyakan dari kita tak sadar dan tak bisa berdamai dengan perubahan. Krypto berhasil mewakili hal tersebut, meski akhirnya dirinya pun harus mengesampingkan egonya demi sang majikan.
Hewan-hewan lucu yang berubah jadi super cukup menarik perhatian penonton kecil. Apalagi saat menontonnya saya membawa keponakan yang masih dibawah 10 tahun.
Jika untuk penonton kecil adalah gambar warna-warni, tingkah-polah hewan dan akting slapstik di layar menjadi daya tarik mata, bagi kita yang sudah dewasa jelas Super-Pets menjadi rekreasi mata & perenungan hati kecil setelah dibombardir film-film superhero yang kesininya semakin ramai tapi malah semakin membuat bertanya dalam diri “Kok semakin ribet ya ceritanya?”, “Kok menyelamatkan dunia menjadi sekompleks itu?”
Yes, DC League of Super-Pets pantas mendapat tempat di hati semua orang, baik tua-muda, orang tua dan anak-anak mereka atau keponakan setiap orang.
*Ssst! Hati-hati … Ada adegan ciuman bibir dalam film ini.
