Sejak merebaknya wabah virus Covid-19 di Wuhan, Cina pada 10 Januari lalu, industri fashion global sebenarnya sudah merasakan kegoyahan, walaupun belum pada puncaknya. Dimulai dari Men’s Fashion Week di Milan dan Paris pada bulan Januari yang masih biasa-biasa saja, kemudian dilanjutkan dengan Couture Week di Paris yang sudah mulai tanpa kehadiran media dari Cina.
Pada bulan Februari 2020, Milan Fashion Week dan Paris Fashion Week yang barakhir pada awal Maret, sama sekali sudah tidak dihadiri oleh media dari daratan Cina. Ini karena negara tersebut mengunci keluar masuk rakyatnya agar tidak menyebarkan virus berbahaya ini. Bahkan di Milan dan Paris, waktu itu juga terjadi pembatalan beberapa event besar dan fashion show.
Jadwal selanjutnya, seharusnya adalah pada bulan Juni mendatang, Milan Men’s Fashion Week dan Paris Men’s Fashion Week edisi spring/ summer 2021 dan Paris Couture Week edisi fall/ winter 2020. Namun, organisasi Milan Fashion Week, Camera Nazionale della Mode Italiana, dibawah pemerintah Italy, membatalkan pekan mode pria tersebut yang seharusnya berlangsung pada 19 – 23 Juni 2020. Dalam pembatalan ini juga diumumkan bahwa Men’s Fashion Week akan diadakan pada bulan September mendatang. Pengumuman ini disiarkan pada media sosial mereka dan media rilis yang di e-mail ke media-media internasional yang rutin datang dan meliput pekan mode Milan.
Begitu juga dengan Paris Men’s Fashion Week yang seharusnya berlangsung pada 23 – 28 Juni 2020 dan Paris Couture Week yang seharusnya diadakan pada 5 – 9 Juli, mengalami pembatalan hingga waktu yang belum ditentukan. Lewat rilis yang Luxina terima pada 27 Maret lalu, pihak organisasi Fédération de la Haute Couture et de la Mode, Paris, Paris Men’s Fashion Week spring/ summer 2020 dan Couture fall/ winter 2020 ditunda dan panitia sedang mencari jalan terbaik sebagai pengganti jadwal tersebut.
Dampak virus Covid-19 pada industri fashion global sebenarnya sangat besar. Bayangkan, berapa ratus jurnalis fashion dari seluruh dunia yang membatalkan penerbangan ke Milan dan Paris? Termasuk pembatalan hotel dan penyewaan kendaraan. Ini belum termasuk elemen fashion show kelas dunia yang dipakai pada setiap show tersebut. Koreografer, music director, make-up artist, dekorator interior, arsitek, PR fashion, event organizer dan lainnya. Orang-orang yg terlibat ini masih dalam hitungan diluar perusahaan rumah mode, seperti desainer, pembuat pola, penjahit, pembordir, distributor kain dan puluhan bahkan elemen pendukung lainnya.
Namun, dengan adanya tragedi ini, industri fashion global pasti akan mengalami perubahan. Berubah ke arah yang lebih baik dengan keutamaan fashion sebagai fungsi. Ini yang bisa Luxina prediksi hingga saat ini. Tapi pasti akan ada hal lainnya juga berubah. Kita berharap semoga industri fashion kembali berjalan seperti semula dan virus berbahaya ini segera lenyap dari muka bumi.
Foto utama : finale Louis Vuitton women’s ready to wear fall/ winter 2020.