Menghembuskan nafas era Medieval, terutama kultur berpakaian raja Louis XVI, ke gaya berpakaian Gen Z, tentulah ide kreatif yang sangat menantang bagi Nicolas Ghesquière, creative director rumah mode Louis Vuitton. Hasilnya pun seru banget, siluet coat raja Louis XVI yang melebar di pinggul, diterapkan pada overall dress dengan saku besar di sisi bawah pinggul sebagai tempat attitude tangan berposisi, overall dress dikenakan dengan blus-blus berleher longgar terkulai, look ini sangat keren, berbeda dengan apa pun yang sedang terjadi di ranah fashion saat ini. Satu sweater dress dikenakan dengan pullover skirt bergaris sangat rendah sampai ke perut, pullover skirt terbuat dari tumpukan halus bahan transparan (bergradasi warna yang membuat tampak seperti berteknik air brush), diberi detail surai-surai benang dari jejak pembentuk motif tartan, wah sebuah eksekusi desain yang ‘beyond imagination’. Siluet medieval ini diterapkan juga pada overcoat, pants suit, jas, dan tank top yang sisi pinggulnya terdapat bahan yang terjuntai tebal sampai semata kaki. Sisi romantisme hadir dari penggunaan dasi-dasi lebar era tahun 80an, dikenakan dengan kemeja kebesaran hingga garis kerahnya turun di bawah pangkal leher, look ala ayah-ayah atau suami-suami ini tentu mengingatkan kembali pada gaya boyfriend shirt yang pernah hits.
Syahmedi Dean
Syahmedi Dean adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku dan juga seorang jurnalis Mode dan Seni. Ia sudah meliput London Milan Paris Fashion Week sejak tahun 2000. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Isntitut Seni Indonesia Yogyakarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian memulai karir jurnalistik di majalah Femina tahun 1996, lalu berturut-turut menapak naik ke media-media terkemuka nasional seperti majalah Harper’s Bazaar Indonesia, majalah Dewi, majalah SOAP, Harian Media Indonesia, dan majalah Estetika. Dengan segenap perjalanan karirnya, kini ia menjadi Co-Founder dan Editorial Director LUXINA.