Tidak ada yang bisa memisahkan antara fashion dan fantasi. Fashion tercipta karena fantasi, dan terwujud dari ide desainer yang membuat orang ingin memasuki dunia khayalan tersebut. Bagaimana mewujudkan fantasi dalam satu scene fashion? Dan membuatnya menjadi drama yang orang ingin terus mengikuitnya? Bruno Sialelli, direktur kreatif Lanvin, untuk koleksi pria pre-spring 2021 atau mungkin resort collection, menciptakan image baru Lanvin di abad 20 yang kental dengan elemen-elemen warisan Jeanne Lanvin.
Koleksi ini dibuat seolah adalah hasil dari percakapan anatar dunia fantasi dan dunia nyata. Dimana pria dinyatakan sebagai pria, memakai suit (stelan jas) dengan berbagai warna pastel dalam potongan yang rileks dan polished. Konsep tailoring Lanvin yang popular sangat terekspos disini, termasuk pada kemeja dan celana panjang. Bruno memberikavun n ensamble baru pada tampianvin era baru ini, tapi tanpa menghilangkan DNA Lanvin yang sangat dental. Sangat jauh berbeda dari era Lucas. Tapi “rasa”Lanvin sangat terasa. Flamboyant, playful tapi serius.
Bruno bermain dengan berbagau material mahal seperti sutra, kasmir dan kulit yang dikombinasikan dengan katun poplin dan wool. Yang semuanya dimainkan dalam orkestrasi ready to wear dan akesesoris dengan penempatan yang sesuai porsi. Yang mana elemen ini adalah nyawa dari fantasi tersebut yang memberikan nilai, kualitas dan umur panjang pada setiap potong koleksi ini.
Dan untuk memperkuat imajinasi fantasi ini, Bruno sengaja memasang latar belakang bersejarah bangunan Le Palais Idéal, di Hauterives, Prancis Selatan, sebuah bangunan yang mirip dengan candi yang dipenuhi dengan ukiran dan patung-patung dengan bentuk fantasi hasil imajinasi Ferdinand Cheval, yang mebangun Le Palais Idéal. Seorang pengantar surat atau postman, yang ia bangun pada tahun 1879 saat ia berumur 43 tahun.
Foto dok. Lanvin