Luxina, Sore itu, The Penthouse di The Papilion Kemang disulap menjadi sebuah taman botani imajinatif yang mengajak tamu terpilih untuk menikmati momen olfaktori yang sarat makna. Luxina menjadi salah satu undangan eksklusif dari BVLGARI untuk merasakan secara langsung koleksi Eau Parfumée terbaru—dua parfum legendaris yang kini hadir kembali dalam bentuk lebih kontemporer, lebih alami, dan lebih menyentuh emosi.
Wewangian yang Dulunya Hadiah Rahasia
Tak banyak orang tahu bahwa Eau Parfumée au Thé Vert, parfum pertama BVLGARI, awalnya tidak diperjualbelikan secara umum. Diciptakan oleh Jean-Claude Ellena pada tahun 1992, wewangian ini ditujukan sebagai hadiah eksklusif untuk klien High Jewelry BVLGARI. Terbuat dari esensi teh hijau yang kala itu belum lazim dijadikan bahan parfum, Thé Vert adalah pernyataan keberanian. Aroma yang lembut, menyegarkan, namun penuh karakter.

Saya mencium untuk pertama kalinya aroma ini dalam ruangan serba putih minimalis yang penuh cahaya alami sore itu. Semprotan pertama mengingatkan saya pada taman teh di daratan tinggi, basah oleh embun pagi, dikelilingi oleh aroma dedaunan yang hidup. Rasanya seperti mengenang masa kecil yang bermain di kebun, namun dengan versi lebih dewasa, lebih kontemplatif.
Thé Blanc: Keheningan yang Hangat dari Timur
Jika Thé Vert adalah penyegar jiwa, Eau Parfumée au Thé Blanc adalah pelukan lembut untuk hati. Diciptakan oleh Jacques Cavallier pada 2003, Thé Blanc menghadirkan sisi lain dari teh—yang lebih tenang, lebih dalam, dan lebih spiritual. Teh putih dari China, yang dipetik dari pucuk paling muda, menjadi inspirasi. Aroma ini membawa saya ke pagi hari yang sepi, di mana matahari baru saja mengintip dari balik pegunungan, dan secangkir teh hangat berada di genggaman.

Wewangian ini menyatu dengan kulit seperti napas kedua. Ada sesuatu yang begitu pribadi, seolah parfum ini hanya berbicara kepada pemakainya. Saya sempat menutup mata sejenak, membiarkan white musks dan floral notes-nya menyelimuti saya, membuat waktu terasa melambat.
Acara yang Merayakan Indra
BVLGARI tidak hanya meluncurkan parfum, mereka mengundang kami untuk menjelajah dunia botani yang menjadi inti koleksi ini. Ruangan dipenuhi dengan elemen alam—bunga kapas, daun teh, kertas hemp yang lembut disentuh. Kami meracik teh kami sendiri, memilih aroma dan rasa yang sesuai dengan suasana hati, hingga menikmatii pijatan lembut di tangan dengan salah satu aroma pilihan. Ritual ini terasa begitu meditatif, sejalan dengan konsep “quiet luxury” yang diusung koleksi Eau Parfumée.


Dalam setiap detilnya, BVLGARI menunjukkan bahwa mereka tidak melupakan akar dari dua parfum ini—melainkan menumbuhkannya ke arah baru yang lebih sadar akan lingkungan, lebih mendalam secara emosional. Bahkan desain botolnya pun diperbarui dengan warna beige gold yang kalem dan tutup berpola celadon—mengingatkan pada keindahan tembikar Tiongkok yang antik.
Transformasi dari Cologne ke Eau de Toilette
Perubahan terbesar dalam koleksi ini adalah transisi dari Eau de Cologne ke Eau de Toilette, dengan konsentrasi lebih tinggi dan daya tahan lebih lama. Kedua parfum kini juga menggunakan ekstrak teh alami hasil supercritical fluid extraction—metode inovatif yang mempertahankan integritas aroma teh dalam bentuk paling murni.

Thé Vert kini mengandung 91% bahan alami, menghadirkan kembali aroma teh hijau India yang segar, berpadu dengan neroli dan bergamot. Sementara Thé Blanc hadir dengan 89% bahan alami, menawarkan aroma teh putih dari China yang lembut dan bersih, dipeluk oleh white musks yang halus.
Ketika Wewangian Menjadi Kenangan
Bagi saya pribadi, dua parfum ini bukan sekadar produk baru. Mereka adalah jembatan antara masa lalu dan masa kini—antara hadiah eksklusif yang dulu hanya tersedia di butik High Jewelry, dan pengalaman olfaktori yang kini bisa dinikmati dengan lebih luas. Mereka adalah perwujudan dari semangat BVLGARI: berani, elegan, dan penuh kasih.


Jika Anda menggali lebih dalam pada parfum ini, ada sesuatu yang simbolis di sana—bahwa keindahan bisa tetap abadi jika berakar pada alam, jika dirawat dengan perhatian.
Epilog dari Sebuah Taman Botani
BVLGARI menyebut koleksi ini sebagai bagian dari “BVLGARI Botanical Garden”. Dan memang, setiap tetesnya adalah bunga, setiap hembusnya adalah daun yang jatuh perlahan. Mereka bukan hanya parfum, tapi pengalaman yang menyentuh berbagai lapisan perasaan dan kenangan. Seperti taman yang tidak hanya indah dilihat, tapi juga menyembuhkan dan menghidupkan.
Malam itu, saya pulang dengan aroma Thé Blanc masih menempel di pergelangan tangan. Aroma yang tidak terlalu keras, tapi cukup untuk mengingatkan saya bahwa sore tadi, saya sempat berjalan-jalan di kebun botani imajinasi milik BVLGARI. Dan saya tak akan melupakannya.