Luxina.id, Aktivis lingkungan dan ahli ekologi kelautan, Djohani, yang didukung dengan Keputusan Menteri mendirikan Coral Triangle Center (CTC) di Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan. Lewat organisasi nirlaba ini, Djohani bekerjasama dengan pemerintah dan komunitas setempat membagi MPA atau Marine Protected Area menjadi beberapa zona, untuk turis, budidaya rumput laut, perlindungan ikan dan wilayah suci untuk menghormati budaya setempat.
Wilayah MPA ini berada di kawasan segitiga terumbu karang yang memiliki keanekaragaman hayati laut global yang tersebar mulai dari Filipina, Timor Leste, Kepulauan Salomon dan Indonesia. Yang mana MPA Nusa Penida merupakan rumah untuk 570 spesies ikan karang, termasuk pari manta dan mola-mola laut yang menakjubkan, juga 300 spesies karang, yang mewakili lebih dari 76% dari seluruh spesies karang yang ada. Juga, sebanyak 48.000 penduduk yang juga bergantung pada hasil laut sebagai mata pencaharian sehari-hari, serta keindahan alam dan pemandangan Nusa Penida yang mengundang wisatawan setiap tahun, yang merupakan tantangan baru dan peluang besar untuk pulau ini.
Djohani memahami bahwa agar langkah-langkah perlindungan ini berhasil, masyarakat yang tinggal di ketiga pulau tersebut harus mampu hidup berkelanjutan dan menjadi penjaga laut, sehingga CTC mendukung penghidupan berkelanjutan dan ketahanan pangan bagi penduduk setempat, serta menjalankan kegiatan penjangkauan dan pelatihan konservasi. Pada tahun 2020, pengelolaan kawasan yang dilakukan oleh CTC berhasil dengan sukses, sehingga upaya mereka diakui oleh mitra Rolex Perpetual Planet Initiative, Mission Blue. Dan MPA tersebut dijadikan Hope Spot: kawasan dengan keanekaragaman hayati laut yang penting, dengan Djohani dan Sanjaya sebagai pemenangnya.
Saat ini, Djohani dan Sanjaya terus mensukseskan MPA. Salah satu proyek utama mereka adalah mengerjakan rehabiltasi hutan bakau, yang ditebang untuk diambil kayunya. Dengan berbagi manfaat hutan bakau untuk hal-hal seperti keanekaragaman hayati lokall, perlindungan terhadap kenaikan suhu air laut dan ekowisata, CTC mendorong masyarakat untuk membantu hutan bakau tumbuh kembali. Dalam upaya reboisasi besar-besaran, mereka baru-baru ini menanam lebih dari 10.000 bibit bakau.
Selama hampir satu abad, Rolex telah mendukung para penjelajah pionis yang melampaui batas-batas upaya manusia. Rolex telah beralih dari memperjuangkan eksplorasi demi penemuan menjadi melindungi planet bumi, dan berkomitmen dalam jangka panjang untuk mendukung individu dan organisasi menggunakan ilmu pengetahuan untuk memahami dan merancang solusi terhadap tantangan lingkungan saat ini.
Misi Rolex yang inisiatif ini terus berkembang dengan lebih dari 20 mitra termasuk: Christina Mittermeier dan Paul Nicklen dalam pekerjaan mereka sebagai fotografer konservasi; Rewilding Argentina dan Rewilding Chile, organisasi turunan dari Tompkins Conservation, yang melindungi bentang alam di Amerika Selatan; Coral Gardeners, mentranspalantasikan karang yang tangguh ke terumbu karang; ekspedisi Uder The Pole, mendorong batas-batas eksplorasi bawah air; dan rangkaian ekspedisi Steve Boyes dan Great Spine of Africa, menjelajah daerah aliran sungai utama di benua itu. Misi Rolex juga mendukung organisasi dan inisitaif yang membina generasi penjelajah, ilmuwan, dan aktivis konservasi masa depan melalui beasiswa dan hibah, seperti Our World-Underwater Scholarship Society dan The Rolex Explorers Club Grants.