Perjalanan yang berkaitan erat dengan waktu, memiliki pengaruh yang kuat untuk Louis Vuitton terus berinovasi dalam membuat perangkat penunjuk waktu atau arloji. Inovasi ini merupakan gabungan antara high watchmaking dengan craftsmanship Louis Vuitton yang lebih dari seratus tahun membuat perangkat perjalanan. Versi craftsmanship pada arloji Louis Vuitton kali ini tidak tanggung-tanggung dengan mengambil inspirasi Opera Cina yang legendaris, seni kuno Bian Lian dan dinamakan dengan Tambour Opera Automata.
Sebelum sampai pada topik inti, mari kita pahami dulu apa yang dimaksud dengan seni Bian Lian yang kuno ini? Bian Lien adalah sebuah performance dalam Opera Cina yang artinya berubah wajah atau topeng. Aktor yang memainkannya biasanya harus pria dan seni ini berasal dari Sichuan, Cina yang sudah ada sejak 300 tahun lalu. Perubahan wajah pada saat aktor memainkan perannya hanya memakan waktu kurang dari 1 detik, yang selama performance berlangsung ia akan merubah topeng dari 10 hingga 20 kali. Aktor selalu membawa kipas saat tampil yang berguna untuk menutup wajah saat perubahan topeng terjadi dengan hanya mengkibaskan kipas tersebut. Biasanya topeng terdiri dari berbagai karakter dan ekspresi dengan warna-warna yang mencolok dan terang, yang mana pada setiap perubahan topeng ini, maka koregrafi juga berubah mengikuti karakter dari topeng.
Jam tangan Louis Vuitton Tambour Opera Automata yang didedikasikan untuk Opera Sichuan ini disimbolkan dengan topeng dan kipas Bian Lian pada dial yang membuat jam tangan ini begitu stunning dan mudah dikenali. Topeng dan kipas ini tentu saja bukan hanya sekedar hiasan belaka, tapi juga berfungsi sesuai dengan fungsi utama benda ini, penunjuk waktu. Pada kipas, dibuat sebagai penunjuk menit dengan teknik jumping hour dengan ekor naga sebagai jarum, sementara penunjuk jam diindikasikan pada perubahan mata kanan. Begitu seterusnya, topeng akan berubah ekspresi pada mata, dagu ketika jam akan berubah. Dekorasi pada dial yang memiliki fungsi, bukan hanya sekedar dekorasi ini, menunjukan level komplikasi movement jam tangan yang bekerja dengan Calibre LV 525. Yang semua perakitannya dikerjakan di La Fabrique du Temps Louis Vuitton di Swiss.
Untuk jam tangan dengan kompleksitas tinggi, Louis Vuitton bermain di tingkat yang lebih tinggi dan menunjukkan bahwa untuk menunjuk waktu tidak harus melulu dengan angka. Kapasitas Louis Vuitton sebagai jenama fashion, kali ini, untuk jam tangan, mungkin akan menjadi sejajar dengan jenama jam tangan lain yang lebih dulu lahir dan lebih teknikal.
Foto dok. Louis Vuitton