Tahukah kalian bahwa haute couture sering dianggap sebagai pakaian yang ‘heboh, unbelievable, dan striking? Beberapa tahun belakangan ini anggapan itu mulai tertepiskan, karena beberapa rumah mode mulai menciptakan karya haute couture yang realistis, mudah dipakai, ‘darling’ di mata, dan tidak membuat orang lain rasa insecure. Salah satu jenama yang mengusung kerealistisan ini adalah FENDI, di bawah kepemimpinan creative director Kim Jones. Setelah 5 kali membuat koleksi couture Fendi, misi Kim Jones untuk menjadi realistis semakin terpampang. Pada koleksi ke 5 ini, haute couture spring 2023, Kim menantang kreatifitas realistinya dengan kontradiksi antara craftmanship yang mendetail dengan sesuatu yang gemulai dan ringan seringan underwear. Terciptalah gaun-gaun yang memang tampak ringan, memendarkan kilau, bening, dan lembut. Teknik draping dan ikatan tali temali pada tubuh, mengingatkan pada patung-patung dewi-dewi Yunani. Setiap gelombang drape, seperti tarian menyingkap undergarment dibaliknya. Setiap rancangan dibesut dengan halus dan modern, menggunakan bahan-bahan transparan, bahan lace, motif-motif renda yang diekoratif, dan pilihan warna-warna pastel hingga gradasi keperakan.
Syahmedi Dean
Syahmedi Dean adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku dan juga seorang jurnalis Mode dan Seni. Ia sudah meliput London Milan Paris Fashion Week sejak tahun 2000. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Isntitut Seni Indonesia Yogyakarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian memulai karir jurnalistik di majalah Femina tahun 1996, lalu berturut-turut menapak naik ke media-media terkemuka nasional seperti majalah Harper’s Bazaar Indonesia, majalah Dewi, majalah SOAP, Harian Media Indonesia, dan majalah Estetika. Dengan segenap perjalanan karirnya, kini ia menjadi Co-Founder dan Editorial Director LUXINA.