Zaman keemasan punk rock dan grunge di tahun 90-an tidak mungkin terlepas dari aksesoris ini, stud. Bentuknya seperti kepala paku dengan ujung runcing dan tajam, yang kemudian berkembang menjadi berbagai macam bentuk, mulai dari silinder, segi tiga dan segi empat, dengan ujung yang masih tetap runcing seperti pinsil yang habis diserut. Tapi sekarang, stud masuk ke era dan zona baru, perhiasan luxury.
Akesesoris dengan stud ini dulu dianggap sebagai aksesoris jalanan, murahan dan tidak berkelas. Karena cara pembuatannya yang tidak memerlukan skill khusus dan penggunaan material dengan kualitas rendah. Karena akan dijual murah dan dipakai oleh komunitas punk sebagai pelengkap atribut statement penampilan mereka. Elemen stud ini dibuat dalam variasi kalung, gelang, cincin, anting dan banyak lagi hingga menjadi ornamen pada jaket kulit, topi dan sepatu boots.
Sekarang elemen stud ini hadir lagi dalam format luxury yang dibuat dari material logam mulia dalam berbagai versi. Kenapa? Karena kondisi pasar yang telah berubah. Luxury kini adalah bagian dari gaya hidup “biasa saja” yang lebih effortless, bahwa luxury bukan lagi sesuatu yang harus formal dan penuh aturan. Elemen stud yang identik dengan punk, membuat batas antar formal dan kasual menjadi buram, yang mana sangat disukai oleh generasi saat ini, apapun kelas sosialnya. Nama-nama berikut, hanyalah beberapa saja, yang memiliki desain stud pada koleksinya, dan sudah menjadi bench mark untuk luxury item.
Hermès
Sejarah stud pada jenama asal Prancis ini cukup unik. Dan mungkin ini adalah pertama kalinya stud mulai menguasai ranah luxury. Asal mulanya pada tahun 1923, seorang klien Hermès meminta untuk dibuatkan kalung untuk anjing Buldog peliharaannya. Desain kalung anjing ini dibuat dari bahan kulit dengan stud berbentuk piramid segi empat yang setiap sudutnya berkurva dan melengkung (bukan sudut tajam) berjumlah empat buah dengan cincin bulat pada bagian tengah yang berguna untuk memasang tali sambungan penuntun anjing. Kalung ini kemudian dinamakan dengan Collier de Chien atau kerah (kalung) anjing.
Kalung anjing pesanan sang klien seketika menjadi pembicaraan dikalangan pemilik anjing yang modis dan mengikut tren saat itu. Mereka tak mau kalah untuk memesan dan dibuatkan kalung anjing dengan model yang sama. Salah satu pemesannya adalah desainer couture Marie Gerber, namun Marie juga memesan untuk dirinya sendiri dalam versi yang lebih panjang dan digunakan sebagai ikat pinggang. Kemudian pada tahun 1927, secara resmi Hermès mengeluarkan ikat pinggang Collier de Chien di butiknya. Seterusnya, model ini diadaptasi dalam aksesoris lain seperti gelang (cuff) dan juga menjadi ornamen pada aksesoris lainnya.
Valentino
Sejak kemunculannya untuk koleksi spring/ summer 2010, sepatu hak tinggi berhias stud ini membius semua wanita untuk ingin memilikinya. Setelah itu, berbagai varian sepatu Valentino dihiasi dengan stud, yang dinamakan dengan Rockstud, mulai dari hak tinggi hingga sepatu flats. Tapi ternyata si rockstud sangat sukses di pasar, yang membuatnya hadir lagi pada berbagai jenis tas dan aksesoris lainnya. Ciri khas rockstud Valentino adalah juga menyerupai piramid yang tidak terlalu tinggi, segi empat pada sisi bawah dan meruncing tajam ke atas dengan sudut-sudut yang juga tajam. Rockstud ini dibuat sebagai ornamen pada strap sepatu, lining tas dan dompet hingga gelang dan tas ransel.
Christian Louboutin
Elemen stud ini mulai dipakai pertama kali oleh Christian Louboutin pada tahun 2011 untuk koleksi sneakers yang dinamakan Pik Pik. Louboutin menyebut stud ini dengan spike dan Pik Pik untuk jenis sepatu yang menggunakan spike. Bentuk dan ukurannya tidak sama tapi memiliki ujung yang runcing dan tajam, persis seperti stalagmit yang menusuk ke atas. Sejak itu, elemen spike hadir dalam berbagai bentuk dan juga digunakan pada sepatu wanita, clutch bag, back pack dan aksesoris Louboutin lainya.
Bvlgari
Untuk jenama perhiasan Bvlgari, suntikan elemen punk ini terdapat pada cincinnya yang ikonik, B.Zero 1, yang kemudian dinamakan B.Zero 1 Rock. B. Zero 1 yang desainnya mengikuti desain arsitektur Colosseum di Roma, memiliki desain yang sangat unik. Bayangkan sebuah sedotan berdiameter jari manusia, yang diiris lebar dengan kedua sisi yang lebih tebal. Pada bagian tengah cincin terdapat spiral yang bisa membuat cincin mengecil dan melebar, tapi ini hanya berlaku pada cincin yang berukuran paling lebar. Untuk B.Zero 1 Rock, bagian spiral tersebut dihilangkan dan diganti dengan permukaan stud berbentuk piramid (segi empat) yang bergerigi, sehingga menyerupai bukit bebatuan stalagmit, maka dari itu dinamakan dengan Rock. Rock ini hadir bukan hanya pada cincin, tapi juga anting dan gelang. Mungkin akan lebih banyak lagi varian Bvlgari yang akan dipenuhi dengan Rock di masa akan datang. B.Zero 1 Rock pertama kali dikeluarkan pada awal tahun 2020.
Cartier
Kalau melihat sejarah desain dari Cartier, bentuk stud tidak asing lagi untuk jenama perhiasan asal Prancis ini. Crown pada sebagian jam tangan Tank hampir mirip dengan bentuk stud. Dan sebelum pertengan 2020 lalu, Cartier mengeluarkan koleksi perhiasan yang menggunakan bentuk stud ini, yang dinamakan Clash de Cartier. Bentuk stud yang dipakai ada dua macam, piramid dan selinder. Keduanya dibuat tidak meruncing tajam tapi dengan sisi-sisi melengkung berkurva, disusun dengan kompisisi seperti gigi gergaji. Clash de Cartier dibuat dalam beberapa model gelang, cincin dan anting dengan menggunakan beberapa material berbeda, seperti emas, white gold dan berlian.
Foto dok. Hermes, Bvlgari, Valentino, Cartier, Christian Louboutin