Penyanyi, ikon mode, dan advokat pemberdayaan perempuan, Tia Lee, mengunjungi Jakarta dengan sangat antusias. Kunjungannya yang membawa misi penting: bertemu dengan salah satu organisasi mode terkemuka di Indonesia, Cita Tenun Indonesia (CTI). Tia berdiskusi dengan Ketua Panitia Pelaksana CTI, Sjamsidar Isa, serta dua desainer ternama Indonesia, Didi Budiardjo dan Priyo Oktaviano. Sebagai duta gerakan pemberdayaan perempuan yang diluncurkannya, #EmpowerHer, Tia selalu peka terhadap asosiasi seperti CTI yang mengarahkan sebagian besar upayanya untuk memberdayakan perempuan. Ia mengakui usaha CTI dalam pengembangan keterampilan, perluasan pasar, dan peningkatan kesejahteraan para pengrajin, terutama perempuan.
Tia Lee dan inspirasi dari Didi Budiardjo dan Priyo Oktaviano
Selama kunjungannya, Tia ingin mendapatkan lebih banyak inspirasi dari busana yang dirancang oleh Didi Budiardjo dan Priyo Oktaviano yang menggunakan wastra Indonesia. Karya mereka, yang sering ditampilkan di acara mode Indonesia, selalu menampilkan keindahan dan kekhasan setiap daerah asal kain tenun tersebut. “Saya sangat terkesan dengan kualitas produk yang dihasilkan oleh CTI dan para desainer Indonesia,” ujar Tia. “Desainnya sangat mewah, berkualitas tinggi, dan kain tenunnya pun luar biasa. Pakaian ini akan membuat setiap wanita yang memakainya merasa seperti seorang ratu. Dengan kata lain, ini adalah busana yang pantas dikenakan oleh wanita yang berdaya.”
Ikon mode dan kecantikan
Tia Lee, yang lahir dengan nama Li Yufen pada 11 Mei 1985, telah mengukir namanya sebagai ikon mode, kecantikan, musik, dan sosial. Ia selalu berusaha mendorong semangat feminin dalam karyanya. Sebagai trendsetter, ia telah menghiasi sampul majalah-majalah besar seperti Vogue, Elle, dan Marie Claire, serta berbagi tips kecantikan dan fashion melalui media sosial Vogue. Sebagai penyanyi pop, ia menggunakan musiknya untuk meningkatkan kesadaran terhadap badan amal yang berfokus pada perempuan, sebagaimana terlihat dalam lagu terbarunya “Goodbye Princess.”
Goodbye Princess
Video musik “Goodbye Princess,” yang menggambarkan transformasi Tia dari ikon mode yang selalu disorot publik menjadi sosok yang lebih berani. Lagu tersebut menjadi lagu pop tercepat yang mencapai 100 juta penonton di YouTube dalam waktu 20 hari. Diproduksi oleh produser pemenang Grammy, Swizz Beatz, lagu ini juga memiliki versi remix oleh duo DJ perempuan NERVO. Tantangan tari di TikTok yang terinspirasi oleh lagu ini dirancang untuk menarik, mendukung, dan memberdayakan perempuan di seluruh dunia. Melalui gerakan ini, Tia berhasil mengumpulkan lebih dari HKD 3,8 juta yang disumbangkan ke organisasi amal di seluruh dunia untuk mendukung pemberdayaan perempuan.