Label yang naik kelas bisa dideteksi dari sikap tidak terlalu mengistimewakan trend, ini terlihat dari jenama Wilsen Willim yang baru saja meluncurkan koleksi mereka yang diberi judul PAUSE (tanpa ada embel-embel spring/summer atau fall la la la la). Terasa ada sebuah pergeseran sikap desain, biasanya Wilsen Willim sarat eksperimen dan ‘provoking’, namun pada koleksi kali ini redam, kemana energy eksperimennya pergi? “Aku lebih banyak mengalokasikan waktu untuk upgrading pola-pola, menginvestkan perhatian pada peningkatan kualitas finishing, makanya bisa dilihat koleksi ini jahitannya sangat presisi,” ujar Wilsen via whatsapp call dari rumahnya di Batam, Kepulauan Riau. Memang mutu finishing koleksi kali ini tampak melesat hebat, presisi, beberapa kemeja, jaket dan coat bergantung mantap dari hanger sampai ke badan, menggunakan bahan-bahan wol dan katun yang nyaman. Elemen-elemen formal ini dihadirkan dengan karakter yang casual, siluet yang longgar.
Presisi Dan High Quality Finishing
Saking presisi, bagian bahu jaket dan coat tidak mencuat naik ketika lengan pemakai memegang kepala. Ini rupanya salah satu hasil dari investasi perhatian pada kualitas. “Tangan naik bahu naik sudah berhasil diatasi, kita memakai struktur pola Perancis untuk bagian badan, lalu struktur pola Jepang untuk bagian lingkar lengan. Kita masih terus mencari formula yang tepat, tapi semua tak meninggalkan signature kita, sematan aksen origami kincir.” Ujar Wilsen. “Aku pengen baju aku lebih gampang dan casual, desain yg lebih netral.” Sebagai primoda dan hero of the brand, Wilsen tetap menghadirkan produk signature bernama Bib, berupa helai semacam celemek di dada kembali di produksi, dengan aksen pita panjang yang bisa disimpulkan di leher. “Bib ini terakhir kami produksi 4 season yang lalu, ternyata high demand, Diaz sebagai business partner meminta saya tetap memproduksi. Ya, aku utak atik sedikit agar lebi chic, romantic dan preppy.”
Luxury Workwear Sebagai Tujuan
Penyederhanaan sikap desain ini ternyata memiliki goal tersendiri, Wilsen mengatakan bahwa labelnya sedang menuju luxury workwear, sehingga ia banyak memangkas hal-hal desain yang tak ada gunanya untuk customer. “Aku rasa aku sudah menemukan apa sebenarnya Wilsen Willim, siapa pemakainya, tujuannya mau kemana. Maka aku mulai mengurangi eksperimen. Egoku sebagai desainer mau begini mau begitu sudah tidak lagi, ini semacam evolusi diri, sekarang aku lebih mengistimewakan pelanggan, lebih mengutamakan fit dan jahitan dari pada halusinasi menciptakan sesuatu yang avant garde dan terlalu trendy. Aku mau lebih klasik, dan timeless. Koleksi PAUSE ini membuat kami lebih berani, lebih kuat menghadapi masa-masa mendatang ini yang sama-sama tidak kita ketahui.”
Foto: Wilsen Willim