Prada memiliki cara tersendiri menerjemahkan maksimalis dalam wujud minimalis. Perspektif Miuccia Prada terhadap desain, ditambah dengan perspektif Raf Simons sebagai co-designer, merupakan perkawinan dua dunia universe yang berbeda akan hal minimalis. Prinsip keduanya adalah semakin terlihat minimal (desain) sepotong pakaian, semakin kompleks proses pembuatannya. Ini pula yang membuat Prada – setelah melewati proses seleksi alam di pasar – menjadikannya jenama kaum intelek.
Perspektif modernis tentang reduksi dan kesederhanaan dikombinasikan dengan kontradiksi mereka yang tampak: kenyamanan, berlebihan dan intimasi. Paradigma fashion dipadukan dengan paradigma Prada, fragmen literal dan ideologis warisan yang diwujudkan dalam pakaian baru. Jahitan reduksionis, pecahan grafis motif dan rajutan, dipakaikan pada kulit manusia.
Paragraf kedua adalah potongan press release resmi dari Prada yang mungkin sedikit sulit diartikan secara harafiah ke dalam bahasa Indonesia. Namun, pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa koleksi fall/ winter 2023 ini merupakan koleksi yang sederhana dan praktis, hasil dari perkawinan berbagai kontradiksi. Seperti terlihat, instead of membuat jumper berukuran wajar (sepinggang), Prada membuatnya lebih panjang hingga diatas lutut, sehingga terlihat seperti terusan shift dress, atau baju kurung kalau di Indonesia. Begitu juga bomber jaket yang bukan bomber, karena tanpa karet di kerah dan pinggang dan dengan ukuran super besar. Over coat dengan panjang yang “over” hingga mata kaki serta serta kontradiktif oversize potongan pakaian atas dan celana super skinny.
But, we still love Prada.
Foto dok. Prada