Salah satu jenama batik yang sudah menjadi jenama fashion Indonesia dan jenamanya juga berkelanjutan, Iwan Tirta Private Collection, menggelar fashion show untuk koleksi terbarunya, Mahitala, dengan dukungan dari bank BCA. Setelah hiatus saat pandemi, Iwan Tirta kembali dengan koleksi batik yang berevolusi menjadi pakaian siap pakai yang semakin dekat dengan generasi muda. Terutama untuk terus mencintai batik dalam pemakain sehari-hari yang lebih approachable.
Mahitala adalah bahasa Sansekerta yang dalam bahasa Indonesia berarti “Bumi Agung”, yang mengungkap esensi identitas Indonesia melalui lensa seni batik dari Iwan Tirta. Bumi Agung diintrepretasi dalam bentuk imaji kekayaan flora dan fauna Indonesia pada yang beragam pada setiap helai kain batik yang dijadikan pakaian. Uniknya, motif-motif batik ini hadir dalam formasi yang lebih besar dari biasanya. Bentuk bunga, daun dan hewan, dibuat hampir dalam ukuran sebenarnya, dengan ragam motif batik di dalamnya. Namun walau sudah diperbesar, motif-motif batik ini tidak kehilangan ciri goresan canting batik Iwan Tirta. Evolusi dan relevan dengan zaman adalah harus di dunia fashion, tapi tradisi tidak boleh ditinggalkan.
Motif yang diperbesar tersebut hadir dalam kemeja pria, jaket, blazer dan gaun-gaun wanita yang masih menggunakan pakem utama batik dalam membuat pakaian, harus saling menyambung walau pola terpisah. Uniknya, motif-motif ini tersambung tapi dengan posisi motif yang tidak biasa ada pada pakaian pria, yang biasanya besar pada bagian tengah punggung atau depan yang menjadi daya tarik utama. Kali ini motif ada di posisi random namun tetap saling menyambung dengan setiap bagian kemeja atau gaun. Sehingga motif masih tetap bisa bercerita.
Siluet yang ditampilkan sangat sederhana, yang membuat motif batik semakin menonjol di setiap potong pakaian. Namun, semakin sederhana potongan pakaian, maka semakin tinggi teknik jahit yang digunakan, karena tidak akan berkompromi dengan cela sedikitpun yang pasti akan sangat mudah dilihat oleh mata telanjang. Dengan keunggulan teknik jahit tersebut, yang kemudian menghasilkan tampilan luxury tanpa berteriak, juga ikut mendidik generasi muda dalam menghargai batik sebagai kain yang berfilosofis.