Persembahan Dior Fall Winter 2025-2026 bukan sekadar fashion show, tetapi seperti storytelling yang mengalirkan ide-ide ke ruang dan waktu yang jauh di kawasan matahari terbit. Maria Grazia Chiuri memilih Kyoto sebagai medan meditasi: tempat di mana tubuh dan busana levur dalam kenyamanan, didesain dalam satu narasi yang personal sekaligus kolektif. Di taman Tō-ji yang sunyi, para model berjalan hening, memaparkan kenyamanan melalui siluet, bersama kimono, Diorcoat, dan Diorpaletot, sebagai nostalgia Dior.

Ritme dan Nostalgia Dior
Dalam koleksi ini, tubuh menjadi pusat tarik gravitasi, bukan sekadar manekin. Melalui garis dan lekuk yang mengikuti napas pemakainya, jaket kimono, paletot, dan coat yang terinspirasi koleksi Monsieur Dior 1957. Dalam kain yang dilipat, dalam pleats yang bergerak seperti desah, Maria menciptakan ritme. Ia tidak menawarkan jawaban, tapi ruang tafsir: bagaimana busana bisa menjelma menjadi arsitektur tubuh, menjadi medium ekspresi, menjadi ruang kompromi antara warisan dan keinginan. Sandal geta yang dimodernisasi, rok panjang yang mengalun, jaket yang membungkus tubuh seperti puisi visual—semua hadir bukan untuk dikenakan, melainkan dirasakan.

Dior di Tokyo 1971
Maria juga menyusuri jejak memori Dior di Tokyo 1971, lalu ia hadapkan dengan teatrikalitas karakter Jepang yang dilebur dalam jalinan benang emas di antara indahnya taman-taman di Kyoto. Ia seperti sedang berbincang dengan para leluhur mode, bukan dalam seminar retrospektif, tapi lewat tubuh-tubuh kontemporer yang menyusuri runway seperti tamu yang tak terburu-buru. Koleksi ini bukan soal estetika semata, tapi medan negosiasi antara budaya, keinginan, dan potongan kain yang menjadi perpanjangan jiwa.

Dior Fall 2025 dan arsitektur busana
Dior Fall 2025 adalah percakapan tak selesai antara Timur dan Barat, antara bentuk dan narasi. Lewat rok lebar, celana longgar, dan motif bunga yang tak meminta dikagumi, Chiuri menaruh tubuh di tengah-tengah peta imajinatifnya. Ia menjahit ulang makna berpakaian sebagai tindakan eksistensial, bukan kostum temporer. Inilah saat di mana mode dan arsitektur bertemu: dalam sunyi, dalam struktur, dan dalam keberanian menempatkan tubuh sebagai arsitektur paling jujur.






















