Chanel semakin lebur dengan Paris, setiap melakukan presentasi fashion, selalu ada misi besar untuk mengibarkan supremasi Paris slash Chanel di industri fashion. Seperti presentasi Chanel haute couture seri fall/winter 2018 yang didedikasikan untuk literatur Prancis kali ini. Koleksi diberi judul High Profile, di peragakan di setting panggung berupa trotoir di antara replika gedung Académie Française dan Quai Voltaire di tepi sungai Seine. Permainan figur yang kontras antara High Profile tapi dieksekusi dengan humble karena diperagakan di jalur pedestrian.
Rok-rok panjang bersiluet slim jadi elemen penting Chanel di musim dingin, namun agar langkah-langkah panjang tidak terganggu, di sebelah kiri setiap rok diberikan belahan, high slit, malah super high slit hingga titik pinggul. Di bagian dalam dilengkapi dengan rok mikro mini agar tetap sopan melangkah. Belahan samping ini dilengkapi dengan zipper, sehingga jika sudah tiba di tujuan, belahan bisa ditutup dan Anda bisa berdiri atau duduk dengan elegan.
Rok panjang super high slit menjadi statement desain Chanel di koleksi high profile ini. Lalu Karl Lagerfeld tetap mengembangkan suit berbahan tweed khas Chanel. Jaket untuk setiap suit tidak melulu dikaitkan dengan kancing-kancing bulat, Karl banyak mengenakan zipper yang ringkas. Di sepanjang lengan jaket Chanel yang slim juga diberi zipper, zipper di buka sampai batas siku.
Tagline presentasi kali ini adalah ‘Haute Couture is Paris’, sebuah klaim dan proteksi terhadap budaya Perancis. Fashion show berlangsung di Grand Palais, dengan setting sekelumit pedestrian di Paris yang memiliki arti sangat dalam. Pedestrian berada di antara Replika gedung Académie Française Gedung perpustakaan kesusasteraan Perancis, dan kotak-kotak pedagang buku loak di kaki lima di tepi Seine.
Académie Française, institusi yang sacral, memiliki 40 anggota yang diberi predikat Les Immortels (the Immortals), mereka orang-orang pilihan dari bidang sastra, politik, kebudayaan yang bertugas untuk menjadi The Guardian kesusastraan Prancis. Mereka menjaga tata bahasa, ejaan, dan seni budaya Prancis agar tidak punah, abadi. Apakah Karl Lagerfeld (84), dengan usahanya untuk selalu mengangkat nama Paris, sudah saatnya menjadi The Immortal?
Foto : Chanel