63 set pakaian rancangan Sebastian Gunawan yang diberi judul Blissful Blossom dipresentasikan di ball room hotel Ritz-Carlton Jakarta, 5 Februari 2018. Kemewahan dan detail ornamentasi budaya Tiongkok langsung merebak ke udara. Memang koleksi terbaru ini dipersembahkan untuk pergantian tahun Cina, dan tentu saja sekalian menyambar riuh rendah hari Valentine. Kombinasi dua aspek ini jadi menarik, bagaimana unsur romantisme seperti ruffles dan bahan transparasi bertemu dengan embroidery dan konstruksi Cheongsam di dalam selembar pakaian.
Sebastian Gunawan benar-benar menari di atas angin untuk koleksinya ini, ia telah 25 tahun berkarya, telah menguasai pasar yang ia ciptakan sendiri, mengguyur kemewahan dalam keunggulan menciptakan busana untuk wanita-wanita yang terbiasa hadir ke function di ruangan yang berhiaskan chandelier atau minimal bertemu sesama social butterfly untuk fine-dining. Tak ada waktu lagi untuk baju-baju edgy dan pakaian anti kemapanan, tak bisa disandingkan dengan Cartier dan De Grisogono. Bye, Baby!
Koleksi ini meriah secara maksimal, namun terkontrol dengan siluet dan proporsi yang benar. Imajinasi boleh melesat ke Tiongkok, warna bisa memucat pink hingga maroon yang hampir tak mungkin bisa glamor, namun cita rasa lulusan sekolah mode Eropa masih terpancar dengan elegan. Bagaimana bisa kerah Cheongsam berdiri di bagian atas bahu berformat Edwardian Look, kalau bukan karena ilmu-ilmu dari sekolah mode Instituto Marangoni di Milan hingga sosok perempuan ikonik Milan Luisa Casati yang mendarah daging di dalam ingatan.
Foto: Tim Muara Bagja