Matthew M. Williams, kali ini menyederhanakan detail rancangan, hal yang biasanya menjadi unggulannya. Ini karena menurutnya sesuai dengan kondisi pre fall, saat musim panas mulai drop tetapi autum belum tiba, orang ingin berpakaian lebih mudah dan simpel. Kesederhanaan ini ia imbangi dengan keunggulan teknik tailoring khas rumah mode Givenchy yang sering kali dianggap selalu membuat siapa pun berdecak kagum. Segala material dan bahan bisa dipotong berbelok, atau menyudut, lalu ditindas dengan teknik tailoing yang prima. Desain serba minimal ini diberi aksen-aksen detail yang super solid seperti hardware pengait, buckle, kancing dan kubus.
Syahmedi Dean
Syahmedi Dean adalah seorang penulis yang telah menerbitkan sejumlah buku dan juga seorang jurnalis Mode dan Seni. Ia sudah meliput London Milan Paris Fashion Week sejak tahun 2000. Ia lulus dari Fakultas Seni Rupa Isntitut Seni Indonesia Yogyakarta, Program Studi Desain Komunikasi Visual. Kemudian memulai karir jurnalistik di majalah Femina tahun 1996, lalu berturut-turut menapak naik ke media-media terkemuka nasional seperti majalah Harper’s Bazaar Indonesia, majalah Dewi, majalah SOAP, Harian Media Indonesia, dan majalah Estetika. Dengan segenap perjalanan karirnya, kini ia menjadi Co-Founder dan Editorial Director LUXINA.
previous post