Tak sampai 10 tahun, jenama Off-White sudah berhasil dikenal di fashion universe, dari kalangan hip-hop di Amerika, hingga ke anak-anak Jaksel yang sering ke Bali. Kesan streetwear jenama ini sangat kuat, tetapi juga high-fashion, kombinasi yang sebenarnya sulit untuk dicapai. Koleksi womenswear nya mengaduk-aduk stereotipe pakaian wanita menjadi sesuatu yang berkesan industrialis, mencengangkan logika tetapi koq ya juga fungsional dan utilitarian. Namun semua cerita tersebut sementara masuk arsip dulu, karena Off-White termutakhir kali ini telah melangkah ke arah alam yang elegan, chic berwibawa walau unsur industrial hardware nya masih tersembul. Hal ini terjadi karena kreatifitas Off-White kini sepenuhnya dipimpin oleh Ibrahim Kamara (sebelumnya Virgil Abloh ya). Romantisme hadir dari efek ujung-ujung rok yang bergelombang (dari efek pleats, frill, dan ruffle), lalu ditahan dengan tebaran wheel eyelet besi berbagasi ukuran diameter, ada yang membentuk halter, membentuk garis bra, berbaris di belt berukuran besar, juga berbaris di tepian halter long dress. Zipper-zipper diajak secara fungsional dan ornamental. Varsity jacket yang identik dengan streetwear dirombak kandas menjadi longdress, rib band yang biasanya ada di bagian akhir bawah jaket, ya tetap di bawah, tetapi terletak di bagian dalam, ia tersebul melongok ketika model melangkah.
Foto: Filippo Fior / Gorunway.com