Francesco Risso membawa karakter desain label Marni perlahan-lahan ke arah Punk (yang tentu saja ada percikan ‘fetish’ nya). Label Marni yang sejarahnya terkenal berkarakter playful dan intellect, memang mulai bergeser ke konsep eksperimental sejak dipegang oleh Creative Director Consuelo Castiglioni. Ketika Risso diangkat untuk menggantikan Consuelo di tahun 2016, karakter Marni segera diwarnai oleh gaya Risso yang lulusan Fashion Institute Technology di New York dan Central Saint Martins London.
Erotis Deconstructive
Pada koleksi Marni fall 2019 ini, Risso memberi konsep neuro-erotic, hm, sebuah sexual pleasure originates in the brain. Konsep yang cukup membuat penasaran bagaimana hasil akhirnya. Ternyata Risso hanya menyatukan cumbuan dua aspek di setiap rancangannya, misalnya bahan yang kilap dengan bahan yang kusam, disambungkan dengan cincin-cincin ala piercing. Aksesori kalung terdiri dari sambungan separuh rantai emas dan separuh rantai perak. Teknik drapery digabungkan dengan teknik pleats. Tailoring yang perfect diselesaikan dengan cara deconstructive. Erotisnya dimana? Hm, sepertinya di segala rantai dan piercing yang disematkan dengan tujuan membangkitkan imajinasi orang yang melihat pemakai rancangan Marni.
Foto: Alessandro Lucioni / Gorunway.com