Persatuan Dokter Gizi Klinis Indonesia (PDGKI) Cabang DKI Jakarta, pada Kamis (8/4/2021), menggelar Webinar bertajuk “Nutrisi Sebagai Penunjang Keberhasilan Terapi Kanker? Apa Faktanya?” dengan menghadirkan dr. Umi Mangesti Tjiptoningsih, Sp. Onk. Rad dan dr. Ida Gunawan, MS, SpGK(K) sebagai narasumber.
Dibuka oleh Ketua Umum PDGKI DKI Jakarta, dr. Win Johanes, MS, Sp.GK, dalam sambutan pembukanya, menyampaikan PDGKI Jaya yang didukung pula oleh Fresenius Kabi mengadakan webinar dan juga lomba penulisan untuk jurnalis sebagai sebagai upaya untuk memperluas pemahaman masyarakat mengenai pentingnya nutrisi untuk menunjang keberhasilan terapi kanker sekaligus membagikan solusi atau saran yang bisa dilakukan oleh pasien maupun keluarga dan kerabat untuk pemenuhan nutrisi yang optimal bagi pasien kanker.
“Menjalani pola hidup sehat dan pemenuhan nutrisi optimal adalah langkah penting yang perlu dilakukan oleh pasien kanker dalam mendukung terapi kanker,” paparnya.
Dr. Win melanjutkan, bahwa pemenuhan nutrisi pada masa-masa terapi juga bertujuan untuk menjaga berat badan ideal serta memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi seperti protein dan EPA (asam lemak omega 3 dari minyak ikan) untuk tahap pemulihan dan penyembuhan. Namun hal ini tidak selalu mudah bagi pasien kanker, salah satunya dikarenakan efek samping dari terapi kanker yang menyebabkan pasien mengalami kesulitan makan.
Terapi kanker seperti radiasi maupun kemoterapi, menurut dr. Umi Mangesti Tjiptoningsih, Sp. Onk. Rad, memang dapat menyebabkan pasien mengalami kesulitan makan seperti tidak nafsu makan, mual ataupun muntah, serta sariawan.
“Saat tubuh pasien tidak dapat mengasup nutrisi dengan baik dan dengan adanya perubahan metabolisme yang disebabkan oleh sel kanker dari dalam tubuh pasien, maka dapat mengakibatkan kaheksia kanker. Faktanya dengan perubahan status nutrisi ini dapat berdampak terhadap terapi yang dijalankan, seperti perlunya mengatur ulang jadwal terapi hingga menambahkan dosis pengobatan kanker, dan dapat memperlama waktu rawat di rumah sakit. Sebagai Onkolog, sangat penting untuk berkolaborasi dengan multi-disiplin agar outcome terapi kanker pada pasien menjadi lebih optimal, salah satunya dengan tim gizi klinis,” papar dokter onko radiasi dari RS Kanker Dharmais ini.
Sementara itu, dr. Ida Gunawan, MS, SpGK(K) menjelaskan, ketika pasien kanker masih bisa makan (golden moment) maka harus dioptimalkan dengan pemberian nutrisi yang tepat dan sesuai anjuran dari European Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ESPEN), yaitu harus mengasup nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi : 25 – 30 kkal/kg BB/hari, dan kebutuhan protein : 1.0 – 1.5 g/kg BB/hari, serta EPA (asam lemak omega 3) sebanyak 1-2 g per hari.
“Berbagai upaya bisa dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien kanker, di antaranya adalah makan sering dalam porsi kecil, variasi menu, hingga memilih makanan sehat yang disukai. Apabila pasien tidak dapat mengasup makanan sesuai kebutuhan hariannya atau sulit mendapatkan zat gizi EPA, protein, dan energi sesuai anjuran, maka pasien dapat memanfaatkan ONS (oral nutritional supplement) untuk memenuhi nutrisinya. Tentu saja observasi dan rekomendasi dokter gizi klinis diperlukan untuk menilai kebutuhan pasien,” terangnya.
Presiden Direktur PT Fresenius Kabi Indonesia, Indrawati Taurus, dalam jumpa pers Lomba Penulisan untuk Jurnalis 2021 menyampaikan dukungan yang diberikan oleh Fresenius Kabi kepada PDGKI adalah bentuk komitmen untuk bersama-sama memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya asupan nutrisi bagi pasien kanker dan berbagai solusi yang bisa dilakukan untuk menunjang pemenuhan nutrisi yang optimal.
“Sejalan dengan filosofi kami yaitu caring for life, Fresenius Kabi berkomitmen untuk mendukung tenaga medis dalam perawatan pasien kanker dengan menyediakan produk nutrisi berkualitas sesuai dengan rekomendasi yang ada dan membantu upaya edukasi kepada masyarakat luas mengenai nutrisi,” tandas Indrawati.
Ia pun berharap media bisa juga turut aktif untuk upaya edukasi kepada masyarakat luas mengenai nutrisi yang optimal, sehingga pasien kanker maupun kerabat dan keluarganya dapat memberikan fokus lebih dalam pemenuhan nutrisi untuk menunjang kesuksesan terapi.