Sudah beberapa jenama fashion di Paris Fashion Week kali ini mengurangi ‘kegilaan’ untuk menciptakan hal-hal yang serba ‘baru’, mereka lebih menggali arsip-arsip sendiri, dan mengembangkannya menjadi rancangan yang tahan lama, bebas dari keterikatan musim, sehingga pembeli bisa memakai rancangan dalam jangka waktu yang panjang. Pemikiran ini lahir karena isu sustainability yang semakin merebak di berbagai area industri, tuntutan untuk sebaiknya kita bisa memakai baju dalam jangka pemakaian yang lama, bukan sekali pakai lalu masuk gudang karena dan akhirnya hanya menjadi tumpukan saja. Akhirnya beli dan beli lagi, produsen pun berpoduksi dan berproduksi lagi, kemungkinan menyampah semakin membesar.
Bermuda Yang Cool
Dari pemikiran tersebut jenama Chloé melalui desainer Natacha Ramsay-Levi, menghindari rancangan yang terlalu trendy, mengurangi ide-ide fantastis yang berdaya pakai pendek. Sebagai antisipasinya Natacha menggali arsip-arsip mereka sendiri, mengemasnya dengan styling yang cemerlang dan kreatif. Untungnya sejak awal berdiri, hingga melalui penangan beberapa desainer mulai dari Karl Lagerfeld, Stella McCartney, Phoebe Philo, hingga Clare Waight Keller, jenama Chloé hampir tak pernah membuat rancangan yang ‘dying for attention’, mereka selalu membuat rancangan yang membuat nyaman dan happy atas diri sendiri. Spirit ini yang dikulik Natacha, blus-blus signature Chloé didesain ulang dengan detail simpul di leher yang dibuat berganda, ukuran lebih kecil, dan panjang pendek yang dinamis. Blus dikenakan dengan celana panjang longgar berlipit di depan. Beberapa celana Bermuda berdetail kain yang mencuat dari dalam, seperti kalau orang memotong celana panjang jadi pendek lalu kain sakunya mencuat keluar, ide yang cool. Blus juga dikembangkan menjadi long dress, bagian rok berdetail pleats dan juga layer.
Foto: Valerio Mezzanoti for NOWFASHION