Luxina mengundang Richard Kyle dalam sebuah perjalanan yang belum pernah kami lakukan sebelumnya. Ini demi mencoba sebuah jam tangan pintar baru, yang dirilis oleh Garmin pada bulan Februari lalu, Garmin fēnix 7. Perjalanan ini memakan waktu empat hari tiga malam yang penuh dengan berbagai pengalaman baru yang dipastikan, Richard Kyle belum pernah mengalaminya, serta mencari lokasi tepat untuk membuktikan fitur pada Garmin fēnix 7 ini. “Saya sangat exciting dengan perjalanan ini, apalagi dengan modal smart watch (jam tangan pintar) yang baru pertama kali saya coba ini, pasti akan menjadi pengalaman yang luar biasa”, tutur Richard Kyle.
Tujuan utama kami adalah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), yang terletak di Kutacane, Aceh Tenggara. Taman Nasional ini terletak di dua propinsi yang bagian di Aceh Tenggara ini sangat jarang terdengar. Selain itu, TNGL merupakan hutan tempat tinggal Orangutan Sumatra. Maka dari itu, untuk mencari pengalaman baru dalam aktifitas luar ruang, lokasi ini memberikan berbagai pilihan. Trekking, rafting, mountain cycling, roadbiking hingga camping, dengan bonus hutan tropis, hewan liar dan suaranya yang bagai nyanyian sebelum tidur, mandi di air sungai yang jernih serta kadar oksigen yang tidak tercemar polusi.
Richard yang memang sangat aktif berolahraga dan aktifitas luar ruang, termasuk bersepada, merasa sangat tertangan dengan undangan ini. “Selama satu minggu saya mencoba jam tangan ini, dipakai saat gym dan berenang, saya jadi belajar mengatur kekuatan saat berolahraga”, jawab Richard saat ditanya pengalamannya memakai Garmin fēnix 7 yang sudah dipakainya sebelum perjalanan ini. “Apalagi dengan adanya perjalanan ini, maka semua fitur pada Garmin fēnix 7 bisa difungsikan dengan maksimal” tambahnya. Fitur yang pasti berguna dalam perjalanan ini adalah fitur penghitung jarak trekking, penghitung ketinggian di atas permukaan laut, detak jantung dan flash light.
Perjalanan dimulai dari kota Medan menuju Kutacane, Aceh Tenggara, yang memakan waktu sekitar lima jam. Yang kemudian dilanjutkan keesokan harinya dengan rafting dan trekking menuju camping ground. Sebelum rafting dimulai, Richard mengaktifkan fitur GPS, untuk mengukur jarak rafting dari titik awal ke titik akhir serta untuk melihat rute perjalanan. Yang kemudian dilanjutkan dengan trekking mendaki dan memanfaatkan Multiband GNSS yang mampu mengaktifkan akses kepada berbagai frekuensi yang dikirim dari satelit navigasi untuk memposisikan GPS lebih cepat dan akurat.
Tiba di camping ground, yang berada setinggi 437 meter di atas permukaan laut, kami beristirahat untuk melanjutkan perjalanan dan pemotretan esok hari. Lokasi camping ground yang berada di tengah hutan tanpa ada aliran listrik sama sekali, Garmin fēnix 7, dengan batrai yang bisa bertahan hingga 22 hari tanpa di isi ulang, masih tetap bekerja dengan baik. “Saya sudah pakai satu minggu sebelumnya untuk beragam aktivitas, menghitung langkah, menerima pesan dan telepon, cek body battery dan level stress saya. Dan sampai saat ini baterai belum diisi ulang, dan semua fitur masih berfungsi dengan baik,” kata Richard saat bercerita mengenai Garmin fēnix 7. Apalagi saat seperti ini, fitur yang paling diterpakai adalah flash light dan forecast cuaca. “Dan sekarang saatnya menggunakan pelacak tidur untuk memeriksa kualitas tidur saya,”sambung Richard saat hendak tidur. Keesokan harinya, Richard memeriksa notifikasi dan mendapatkan skor kualitas tidurnya sekaligus menerima saran dari pesan pop-up pada jam tangan untuk membantunya meningkatkan kualitas tidur. Hari ini pengambilan gambar di lokasi camping ground adalah di dalam air. Ini untuk membuktikan ketahanan jam tangan ini di dalam air dan mengaktifkan sensor temperatur di dalam air. Ternyata, saat itu suhu air adalah 20º
Perjalanan yang masih tersisa satu hari lagi ini, kami lanjutkan dengan trekking dengan rute yang berbeda, untuk melanjutkan kegiatan berikutnya, roadbike. Kondisi jalan beraspal dengan tingkat pendakian yang lumayan curam, membuat Richard sangat tertantang untuk bersepeda. Richard mengakui lebih menyukai mengayuh sepeda di jalan menanjak dari pada jalan yang rata. “Saya lebih suka mengayuh sepeda di jalan menanjak dari pada jalan yang rata, karena saat tanjakan, semua tubuh bergerak dan tekanan lebih berat, tapi saya bisa mengatur kekuatan karena jam tangan ini sudah memberitahu medan yang akan ditempuh sebelumnya. Jadi tenaga untuk mengayuh tanjakan sudah saya persiapkan dulu”. Setelah bersepeda sejauh kurang lebih lima kilometer, yang terakhir kami lakukan untuk mengeksplor fitur Garmin fēnix 7 ini adalah menjelajah gua. Disini, fitur flash light kembali berguna dan fiture pengukur ketinggian daratan. Saat ditanya seberapa besar manfaat Garmin fēnix 7 ini untuk dipakainya, Richard menjawab, “I really like this watch, karena sangat mencerminkan diri saya dan semua kegiatan saya yang juga banyak di outdoor“.
Creative director: Ion Akhmad
Fotografer: Ryan Alamanda
Videografer & editor: Ihza Al Hanif
Wardrobe : Louis Vuitton, Bally, Lacoste