Sejak awal hadir di industri fashion tak terdengar ada yang memandang sebelah mata Victoria Beckham. Track record nya sebagai super star di Spice Girls dan cerita cinta dan keluarganya bersama pesepak bola bernama David, adalah modal awal jitu untuk membangun sebuah jenama fashion yang langsung berada di level yang mendapat tempat di kolom ulasan media fashion. Kedatangan Victoria ke alam fashion secara konstan membawa look khas dirinya yang cenderung androgyny, feminine tapi tidak girlie, tomboy dan ringkas karena ia semakin laris sebagai entrepreneur dan business woman, tak ada waktu untuk berlama-lama dalam berpakaian. Kreasinya seperti datang dari sepasang Maskulin dan Feminin Dari Dalam Victoria Beckham. Makanya tampak selalu chic, serba mudah, sekali pakai langsung look terpampang, tanpa batuan stylist pun dijamin tidak akan kerepotan.
Jabot Dan Maskulinitas
Setelan maskulin, berupa suit putih dan kemeja berdetail jabot (ruffle di dada) dan aksen kembang hitam di leher, super chic. Sepertinya murni hasil pemikiran orang yang mencari kenyamanan elegan untuk kepuasan diri, dan tidak menjadikan perhatian orang lain sebagai goal hidup. Jas-jas tidak terlalu oversized tapi panjang hingga ke paha, lapel lebar bertemu dengan kerah kemeja yang panjang dan runcing, semua berasal dari kejayaan 70s. pilihan warna untuk seri yang serba tailored ini cukup ringan, sekitar putih, krem, pink, dan broken white.
Kontradiksi Lengkap
Kontradiksinya, gaun-gaun longgar semata kaki, berdetail ruffle minimal, dengan kekuatan pada pilihan warna terang seperti hijau neon, lilac, baby yellow dan hitam. Seri gaun-gaun ini cukup Boho, dengan attitude pemakaian layaknya kemeja longgar tanpa perlu letak bahu yang pas, tanpa siluet pinggang, yang penting badan terbajui, dan nyaman. Selain kedua karakter kontradiktif tersebut, Victoria juga meleburkan keduanya, maskulin dan feminin. Ia menggabungkan blus-blus feminin longgar ber-ruffle tersebut dengan jaket-jaket tailored yang maskulin. Lengkap holistic ya.
Foto: NOWFASHION